Page 118 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 118

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







                                    Pertemuannya dengan banyak orang Melayu selama di Mekkah dan Gujarat
                                    memperkuat  hasratnya  untuk  menetap  di negeri  Melayu.  Apalagi  setelah
                                    mendengar kabar perkembangan paham wujudiya di Aceh yang dipandang
                                    oleh ahli-ahli tasawuf India ketika telah banyak menyimpang. Terutama pada
                                    zaman pemerintahan Sultan Iskandar Muda, ketika pengaruh Hamzah Fansuri
                                    dan Syamsudin Pasai semakin kuat. Dia sendiri adalah pengikut Ibn `Arabi, tetapi
                                    dalam menafsirkan ajaran wujudiya dia bertolak dari ketentuan syariat dan fiqih
                                    sedemikian ketatnya.

                                    Pada masa  itulah dia pergi ke Pahang, tinggal lama di situ dan memperdalam
                                    penguasaannya terhadap bahasa dan kesusastraan Melayu sehingga akhirnya
                                    mampu menulis kitab dan karangan sastra  dalam bahasa ini. Ketika Sultan
                                    Iskandar Muda wafat pada tahun 1636 M, segera dia pergi ke Aceh dan diterima
                                    sebagai ulama istana oleh sultan yang baru Iskandar Tsani (1637-1641).  Di sini
                                    dia angkat sebagai mufti atau qadi agung. Sejak itulah karirnya sebagai penulis
                                    sastra kitab dan ketatanegaraan mencapai puncaknya. 63

                                    Ulama yang menganut madzab Syafii ini adalah ahli dalam berbagai ilmu-ilmu
                                    Islam dan sastra. Dia menguasai ilmu mantiq (logika) dan balaghah (retorika)
                                    dengan baik. Dia ahli ilmu fiqih, syariat, usuluddin, kalam, tasawuf dan tafsir
                                    al-Qur`an. Dia pun ahli sejarah, ilmu ketabiban dan sebagainya. Semua itu
                                    tercermin dalam karya-karyanya yang tidak kalah banyak dan pelbagai dari
                                    Syamsudin Pasai. Setelah Iskandar Tsani, Nuruddin meninggalkan Aceh setelah
                                    kalah berdebat dengan pengikut-pengikut Hamzah Fansuri mengenai falsafah
                                    wujud, khususnya melawan Syekh Saif al-Rijal, murid Syamsudin Pasai yang
                                    piawai. Pada masa pemerintahan berikutnya jabatan mufti direbut oleh Syekh
                                    Saif al-Rijal.


                                    Tokoh ini wafat pada tahun 1658 M dengan meninggalkan warisan kitab yang
                                    luar biasa banyaknya, lebih  dari 40 kitab mengenai berbagai cabang ilmu
                                    pengetahuan dan sastra. Di antara kitab-kitab karangannya ialah: (1) Sirat al-
                                    Mustaqiem (Jalan Lurus), merupakan kitab fiqih pertama yang lengkap dalam
                                    bahasa Melayu dan ditulis pada tahun 1634 dan disempurnakan pada tahun
                                    1644; (2)  Dar al-Faraid mengenai tauhid dan falsafah ketuhanan; (3)  Bustan
                                    al-Salatin  (Taman Para  Sultan),  judul  lengkapnya  Bustan  al-Salatin  fi  Zikri  al-
                                    Awwalin wa al-Akhirin. Kitab ini ditulis pada tahun 1642 dan merupakan
                                    campuran karya ketatanegaraan dan sejarah; (4) Akhbar al-Akhirah fi Ahwalin
                                    Yawm  al-Qiyamah,  sebuah  karya  ekstologi  dalam  bahasa  Arab  ditulis  pada
                                    tahun 1648 di Gujarat; (5) Hidayat al-Habib fi al-Taghzib wa Tharbib (1635).;
                                    (6) Tybian fi ma`rifah al-adyan, kitab tasawuf ditulis pada tahun 1653; (7) Syafa
                                    al-Qulub al-Muslimin; (8) Zill al-Hill, dalam bahasa Arab dan Melayu; (8), Hujjat
                                    al-Siddiq li daf al-Zindiq, kitab tasawuf dalam bahasa Melayu; (9), Jauhar `Ulum;
                                    (10) Kabar Akhirat dan Perikeadaan Hari Kiaamat; (11) `Umdat al-I`tiqad; (12)
                                    Hikayat Iskandar Zulkarnain Asrar al-Insan fi Ma`rifat al-Ruh wa al-Rahman,  dan
                                            64
                                    lain-lain.




                    104
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123