Page 123 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 123
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
Karangan Hasan Fansuri yang dijumpai hingga kini tidak banyak, hanya 29
bait, tetapi penting sebagai bahan penelitian. Bagian pertama membicarakan
martabat kedua dari tajalli Dzat Tuhan, yaitu penciptaan Nur Muhammad (lihat
pembahasan sebelum ini). Penulis mengutip al-Qur`an Surah 44:32 untuk
menopang pendapatnya. “Dan kami memilih mereka di atas dunia dalam hal
pengetahuan”. Di antara syairnya ialah yang membahas pentingnya zikir, seraya
mengutip al-Qur`an 20:14:
Zikr Allah itu suatu cahaya
Menerangkan jalan yang mulia raya
Barang sempurna beroleh bahagia
Mendapat ma’rifah menyebut yang sedia
Dalil ini terlalu ‘ali
La ilaha illa ana fa buduni
Pada surah Tha Ha adanya terperi
Wa aqim al-salata li-zikri 72
Abdul Jamal adalah penyair yang prolifik dan penguasaannya terhadap ajaran
wujudiyah sangat mendalam. Dia menggunakan simbol atau tamsil yang beragam
untuk mengungkapkan pandangan tasawufnya. Syairnya menggemakan apa
yang dikemukakan oleh Syamsudinm Pasai dan Abdul Rauf Singkel tentang
martabat pertama penciptaan, sebagai berikut: Hikayat Perang Sabil. Hikayat
ini dipersembahkan kepada
Wahdat itulah bernama Kamal Dzati (Dzat yang sempurna) Tengku Chik diTiro sebagai
Menyatakan sana ruh Muhammad al-nabi sumbangsihnya untuk
membangkitkan semangat jihat
Tatakala itu bernama ruh idafi dan menjiwai perang Aceh
Itulah mahkota Qurayshi dan ‘Arabi melawan Belanda
Sumber: Koleksi Museum Negeri Aceh.
Wahdat itulah bernama bayang-bayang
Di sana nyata Wayang dan Dalang
Muhit-Nya lengkap pada sekalian padang
Musyahadah di sana jangan kepalang 73
Syair Dagang pada mulanya juga dianggap sebagai
karangan Hamzah Fansuri, tetapi beberapa peneliti
seperti Drewes dan Brakkel (1976), serta d Braginsky
(1993) berpendapat penulisnya orang lain, karena
banyak terdapat perbedaan dengan syair Hamzah
Fansuri. Bahkan nama penulisnya samar-samar
tertera dalam teks, Sy Tama`ie (Syekh Tamir?). Dan
109