Page 124 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 124

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







                                    karena banyaknya kata-kata Minangkabau seperti  batimpo-timpo  (bertubi-
                                    tubi) dan lain-lain dalam syair tersebut, dapat dipastikan penulisnya berasal dari
                                    Minangkabau.  74

                                    Ikat-ikatan Bahr al-Nisa’ juga syair anonim. Syair ini sangat panjang, menguraikan
                                    tahap-tahap perjalanan kerohanian ahli tasawuf dalam mencapai kebenaran
            Ikat-ikatan Bahr al-Nisa’
            juga syair anonim. Syair   tertinggi dengan menggunakan perlambang-perlambang wanita dan citraan
              ini sangat panjang,   yang berhubungan laut dan dunia pelayaran. Versi yang lain dari ikat-ikatan
             menguraikan tahap-     seperti ini dijumpai dalam bahasa Bugis.   Yang paling popular tentu saja ialah
                                                                          75
               tahap perjalanan
               kerohanian ahli      Syair Perahu. Tedapat tiga versi yang jumlah bait syairnya berbeda dan isinya juga
                tasawuf dalam       masing-masing  berbeda, begitu juga ungkapan-ungkapan puitik dan rimanya.
             mencapai kebenaran     Dua dari versi itu memuat ajaran martabat tujuh, sehinga dapat diterka bahwa
               tertinggi dengan
                menggunakan         penulisnya adalah pengikut atau penafsir ajaran Syamsudin Pasai. Satu yang
                 perlambang-        lain, versi yang paling awal dijumpai, hingga kini dianggap sebagai karangan
              perlambang wanita     Hamzah Fansuri walaupun menunjukkan perbedaan dengan karangan Hamzah
               dan citraan yang
            berhubungan laut dan    Fansuri. Syair ini sangat indah disebabkan kepaduan irama dalamannya.
               dunia pelayaran.     Sedangkan ajaran tasawuf yang dikemukakan lebih sederhana dibanding yang
                                    disajikan Syamsudin al-Sumatrani dan Nuruddin al-Raniri.


                                            Inilah gerangan suatu madah
                                            Mengarangkan syair terlalu indah
                                            Membetuli jalan tempat berpindah
                                            Di sanalah i’tiqad diperbaiki sudah

                                            Wahai muda kenali dirimu
                                            Ialah perahu tamsil tubuhmu
                                            Tiada berapa lama hidupmu
                                            Ke akhirat jua kekal diammu

                                            Hai muda arif budiman
                                            Hasilkan kemudi dengan pedoman
                                            Alat perahumu jua kerjakan
                                            Itulah jalan membetuli insan
                                            ...

                                            Lengkapkan pendarat tali dan sauh
                                            Deramu banyak bertemu musuh
                                            Selebu rencam ombak pun cabuh
                                            La ilah `illa Allah akan tali yang teguh

                                            ...












                    110
   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129