Page 129 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 129

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







                  Anggota tengah hendaklah ingat
                  Di situlah banyak orang hilang semangat

                  Hendaklah peliharakan kaki
                  Daripada berjalan yang membawa rugi

                                       (Pasal 3)





           Yang dikemukakan Raja Ali Haji dalam gurindam-gurindamnya itu adalah ajaran
           tasawuf  Imam  al-Ghazali  yang  sudah  lama  dikenal  di  kepulauan  Nusantara.
           Dimaksud  yang  empat  kemungkinan  adalah  syariat,  tariqat,  haqiqat  dan
           makrifat.

           Karya ketatanegaraan Raja Ali Haji ialah  Tsamarat al-Muhimmah.  Judul
           lengkapnya Tsamarat al-Muhimmah Dhiayafatan li al-Umri wa al-Kubrai li Ahl
           al-Mahkamah  yang artinya Buah-buahan Yangh dicita-citakan jadi Hidangan
           bagi Raja-raja dan Orang-orang Besar yang Mempunyai Pekerjaan di Dalam
           tempat Berhukum. Dalam bab pertama Raja Ali Haji menguraikan konsep raja
           dan kerajaan menurut pandangan Islam.  Dijelaskan takrif kata raja, sebab dan
           dasar penobatan seorang raja, menteri dan kadi/hakim kerajaan, sebab dan
           alasan yang membolehkan raja diturunkan dari tahta, juga menteri dan qadi
           dari jabatannya.


           Raja diartikan sebagai khalifah dan sebagai khalifah dia barus berikhtiar keras
           menegakkan  hokum berdasarkan petunjuk  al-Quran,  hadis, dan  ijmak  para
           ulama. Ini tidak boleh menutup kemungkinan masukan pendapat dari para
           filosof (hukama) mutakhir. Raja dalam arti sebagai sultan harus menegakkan
           hukum secara adil dan keadilan itu berpedoman kepada petunjuk agama
           Islam. Sedangkan raja dalam arti imam atau pemimpin berada di depan sekali
           karena seluruh pekerjaan hukum berasal dari ketentuan agama sehingga segala
           keputusan bersifat adil, jauh dari kufur dan maksiat.


           Munculnya seorang raja disebabkan tiga perkara: (1) Bai`ah dari lembaga Ahl
           al-Hall wa al-Aqad yaitu lembaga yang anggotanya terdiri dari para ulama dan
           hukama; (2) istikhraf yaitu karena pergantian; (3) taqhlab atau melalui perebutan
           kekuasaan disebabkan raja terdahulu dipandang zalim. Di antara rujukan Raja
           Ali Haji dalam bukunya itu ialah karangan Al-Mawardi (974-1058 M) dan Imam
           al-Ghazali (Nasihat al-Mulk). Bukan tak mungkin rujukan lainnya ialah Taj al-
           Salatin karangan Bukhari al-Jauhari dan Bustan al-Salatin karangan Nuruddin
           al-Raniri. Dalam bab ketiga Raja Ali Haji membicarakan soal penyucian diri baik
           jasmani maupun ruhani, serta segala jenis cacat dan penyakit yang mengganggu
           ruh atau jiwa manusia. Obatnya adalah menekuni ajaran al-Quran dan hadis,






                                                                                                115
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134