Page 155 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 155
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
Sunan Bonang dan para penulis Muslim Jawa yang awal tetap menggunakan Pentingnya Suluk
huruf Jawa telah mapan dan dikenal masyarakat terpelajar. Sunan Bonang juga Wujil karena renungan-
menggunakan tamsil-tamsil yang tidak asing bagi masyarakat Jawa, misalnya renungannya tentang
wayang. Selain itu bentuk tembang Jawa Kuno, yaitu aswalalita juga masih masalah hakiki di
digunakan. Dengan demikian kehadiran karyanya tidak dirasakan sebagai sekitar wujud dan
sesuatu yang asing bagi pembaca sastra Jawa, malahan dipandangnya sebagai rahasia terdalam
ajaran agama,
suatu kesinambungan. Pentingnya Suluk Wujil karena renungan-renungannya memuaskan dahaga
tentang masalah hakiki di sekitar wujud dan rahasia terdalam ajaran agama, kaum terpelajar Jawa
memuaskan dahaga kaum terpelajar Jawa yang pada umumnya menyukai yang pada umumnya
mistisisme atau metafisika, dan seluk beluk ajaran keruhanian. SW dimulai menyukai mistisisme
dengan pertanyaan metafisik yang esensial dan menggoda sepanjang zaman, atau metafisika, dan
seluk beluk ajaran
di Timur maupun Barat: keruhanian.
1
Inilah ceritera si Wujil
Berkata pada guru yang diabdinya
Ratu Wahdat
Ratu Wahdat nama gurunya
Bersujud ia ditelapak kaki Syekh Agung
Yang tinggal di desa Bonang
Ia minta maaf
Ingin tahu hakikat
Dan seluk beluk ajaran agama
Sampai rahsia terdalam
2
Sepuluh tahun lamanya
Sudah Wujil
Berguru kepada Sang Wali
Namun belum mendapat ajaran utama
Ia berasal dari Majapahit
Bekerja sebagai abdi raja
Sastra Arab telah ia pelajari
Ia menyembah di depan gurunya
Kemudian berkata
Seraya menghormat
Minta maaf
3
“Dengan tulus saya mohon
Di telapak kaki tuan Guru
Mati hidup hamba serahkan
Sastra Arab telah tuan ajarkan
Dan saya telah menguasainya
141