Page 160 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 160
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
tidak diceritakan. Kisah langsung dimulai dengan penyelaman Bima ke dalam
lautan untuk mencari air hayat, suatu episode yang memang paling penting
dalam kerangka suluk Dewa Ruci. Sinopsis ceritanya yang lengkap ialah sebagai
berikut: Menjelang meletusnya perang Kurawa dan Pandawa (Bharatayudha)
Drona memanggil muridnya Bima, putra kedua Pandu (Pandawa). Drona
yang memihak Kurawa, mempunyai rencana jitu. Agar Bima yang sakti tidak
ikut dalam perang Pandawa melawan Kurawa, ia harus disingkirkan. Drona
menyuruhnya mencari air hayat ke puncak gunung dan rimba yang ganas.
Sebagai murid yang patuh Bima menjalankan perintah gurunya. Drona gembira,
karena yakin Bima akan mampus diterkam binatang buas dan raksasa. Tetapi di
luar dugaan Bima dapat mengalahkan dua raksasa sakti dan ganas yang dijumpai
di gunung. Namun alangkah kecewanya, setibanya di kawah Candradimuka
putra Pandu itu tidak menemukan air hayat seperti dituturkan gurunya. Bima
kembali menemui Drona. Drona mengeluarkan lagi tipu dayanya. Dia menyuruh
Bima pergi mencari di Sumur Gumuling yang terletak di sebuah gua di tengah
hutan buas Palasara. Tetapi di sini ia hanya bertemu dengan seekor ular besar
yang membelit tubuhnya. Bima berjuang keras melepaskan diri dari belitan
ular itu. Akhirnya dia bisa membunuh ular tersebut dengan kukunya yang sakti
Pancanaka. Tetapi air hayat tidak dijumpai. Demikianlah pada akhirnya dia
diperintahkan oleh gurunya mengarungi samudra, karena air hayat itu terdapat
di sana. Dengan tegap Bima pun berjalan menuju laut, lantas berenang dan
menyelam.
Di dalam lautan dia berjumpa ular naga besar dan ganas menghalangi
perjalanannya. Melalui pertarungan yang dahsyat, Bima dapat mengalahkan
ular naga itu. Kemudian dia berjumpa dengan Dewa Ruci, manusia bertubuh
Dalam teks Serat kecil, yang rupanya mirip dengan dirinya, bermain-main seperti boneka
Cabolek pencapaian bergerak-gerak. Dima mendapat pelajaran bahwa air hayat itu tidak lain ialah
ruhani (maqam) persatuan mistis dengan Yang Maha Tunggal (manunggaling kawula Gusti).
ini disebut “Weruh Cara mencapainya dengan menjalani disiplin keruhanian yang keras, termasuk
sangkan paraning menundukkan hawa nafsu dan menyuci dirinya. Bila itu dicapai ia akan
dumadi” (mengetahui
asal-usul dan tujuan mendapatkan hidup yang kekal di dalam Yang Maha Esa (baqa’). Dalam teks
segala kejadian). SC pencapaian ruhani (maqam) ini disebut “Weruh sangkan paraning dumadi”
(mengetahui asal-usul dan tujuan segala kejadian).
Dalam Serat Cabolek episode ini dituturkan oleh Ketib Anom di hadapan
peserta musyawarah di kraton Kartasura, yang diadakan untuk mengadili Haji
Mutamakin, seorang pembangkang dan penganut paham heterodoks seperti
Syeh Siti Jenar. Dalam bagian inilah uraian tentang filsafat mistik Jawa diuraikan
Episode ini dimulai pada pupuh VIII:12:
Lajeng kinen nutugake
Inggih pamahosipun
146