Page 209 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 209

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







           Demikian pula teks (3) adalah teks Alquran, Juz 30, Surat 91 (Asy Syams), Ayat
           14; diucapkan oleh tokoh Wé Attaweq sebagai doa pada saat melangsungkan
           upacara perkawinannya. Jika diperhatikan ucapan-ucapan tokoh-tokoh cerita
           tersebut, dalam kadar tertentu dapat dipandang bahwa sastra La Galigo tersebut
           telah menjadi Islam.

           Pengaruh Islam juga terlihat dalam sinriliq sebuah ragam sastra tutur Makassar.
           Ragam sastra yang telah hidup di kalangan orang Makassar pada masa lampau,
           dalam beberapa versinya, pasinriliq (penyanyi, pembawa cerita) mengucapkan
           basmalah, nama Allah Subhanahu Wataala, Nabi Muhammad saw sebagaimana
           kutipan teks Sinriliq Datumuseng berikut.

                Somba karaengi bedeng, nalebbakna nabaca
                Bismilla Arrahmani Rahing, nakna, “Ae ana!
                Hurupuk mulajajina I Baso aksaribattang.
                Inna ansalnahu Taala, paktuikna kodong Alla Taala,
                Alla Taala kodong paktuikna Alla Taala,
                tanjenga ri nabbi Muhamma.”
                Somba karaenga bedeng, setelah dia membaca,
                Bismillahir rahmanir rahiim, katanya lagi, “Hai anak!
                huruf semula lahirnya I Baso bersaudara,
                Inna ansalnahu Taala, mantra peniupnya Allah Taala,
                Mantra peniupnya Allah Taala,
                aku percaya kepada Nabi Muhammad.”
                (Inriati-Lewa, 1996: 75, 194)





           Dari teks sinriliq di atas jelas jelas terlihat penyanyi menyebutkan I Baso bersaudara
           pada saat dilahirkan, Allah meniupkan roh kepadanya dengan mengucapkan
           Inna ansalnahu “sesungguhnya kami telah menurunkan.”; dan mempercayai
           Nabi Muhammad saw.  Pernyataan ini jelas mengakui Allah sebagai Tuhan Maha
           Pencipta dan Nabi Muhammad saw sebagai utusan Allah Subhanahu Wataala,
           merupakan pengakuan terhadap Islam sebagaimana rukun pertama dari rukun
           Islam.

           Selain itu, unsur Islam jelas terlihat dalam puisi Makassar, sebagaimana terlihat
           pada teks kélong berikut ini.

                Apa nuboya ri Makka
                nukunjungi ri Madina
                punna saréyaq
                niak tonja ri butta toddang
                Apa yang engkau cari di Makkah
                mengunjungi Madinah





                                                                                                195
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214