Page 206 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 206
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
Penggunaan kata atau kalimat dari Bahasa Arab, sebagaimana terlihat pada
kalimat pembuka yang dikutip di atas, dari segi poetika toloq, jelas baris
tersebut tidak memenuhi metrum delapan suku kata. Namun, pada baris-baris
lanjutannya, tersusun berdasarkan kaidah perpuisian toloq.
Jika diperhatikan, kehadiran unsur-unsur Islam dalam teks Galigona Méong
Mpaloé ini bersifat melekat saja. Hal ini terutama terlihat dengan tidak adanya
perubahan kompisisi cerita dan peran tokoh-tokoh dewata di dalamnya. Dengan
demikian, hal itu hanya berupa pengaruh, karena dalam Islam, tidak hanya
dalam teks Alquran, tetapi dalam penulisan sastra atau teks-teks yang bersifat
pengetahuan dimulai dengan tulisan basmalah. Bahkan dalam sastra tutur pun
diawali dengan ucapan basmalah. Jadi, para penulis penyalin naskah Bugis yang
telah terpengaruh dengan tradisi Islam, juga menuliskan kalimat basmalah pada
saat menyalin sastra lama.
Pengaruh Islam dalam teks sastra, seperti disebutkan di atas, juga terlihat
dalam sastra galigo, yang sejumlah episodenya memperlihatkan adanya unsur
Islam. Sebuah episode galigo, yaitu Lontaraq Porokani (Kitab Porokani atau
Alfurqan) atau Taggilinna Sinapatié (keadaan terbalik, kafir menjadi Islam) yang
menyampaikan tentang datangnya satu agama baru yang disebut dengan
asellengeng (Islam) (PaEni, dkk, 2003: vii). Naskah Taggilinna Sinapatié ini
meramalkan bahwa segera setelah Sawérigading menyelesaikan penulisan Kitab
Porokani, ia akan bepergian ke Labuq Tikkaq, dan ia akan mengalami suatu
perubahan bentuk (metamorphosis) dan orang-orang tidak akan mengenali dia,
tetapi harus menerima ajarannya. Walaupun namanya tidak disebutkan, jelas
bahwa Sawérigading meramalkan reinkarnasinya sebagai Nabi Muhammad saw
(Koolhof, 2003:25).
Episode galigo yang secara jelas memperlihatkan kehadiran unsur Islam adalah
Bottinna I La Déwata sibawa I Wé Attaweq. Naskah episode galigo ini biasa juga
disebut La Galigo versi Islam. Sebagaimana dengan Galigona Méong Mpaloé,
dalam teks Bottinna I La Déwata terdapat kata-kata dalam bahasa Arab dan
ayat Alquran. Bahkan dalam naskah galigo ini, unsur Islam tidak hanya hadir di
bagian pembukaan, melainkan juga pada setiap bagian-bagian cerita yang lain.
Berikut ini adalah teks pembuka bagian cerita pada naskah La Galigo episode
Bottinna I La Déwata (mikrofilm naskah Rol 41 No. 8).
(1) Salamaq.
Ia naé bottinna ri Alé Paccing I Wé Attaweq.
(Selamat,
Inilah kisah perkawinan I Wé Attaweq di Alé Paccing).
(Akhmar, 2012: 208)
192