Page 571 - SKI jld 3 pengantar menteri Revisi Assalam
P. 571
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3
abad ke 15. Hal ini dikarenakan belum ditemukan bukti-bukti pendukung yang
memadai. Di sisi lain, Informasi mengenai bangkitnya pelabuhan Jeddah pada
akhir abad ke 15 sepertinya belum membuka interpretasi ke temuan-temuan
lanjutan mengenai aktivitas jamaah haji Nusantara di sana. Demikian pula terkait
adanya karavan jamaah haji Nusantara melalui jalur darat menuju Haramain
(Makkah dan Madinah), belum pula didapatkan informasi yang otentik.
Melihat adanya informasi tentang kehadiran “orang-orang Nusantara” di Timur
Tengah, dapat diambil gambaran awal bahwa perjalanan haji Muslim Nusantara
pada masa ini relatif terbatas. Pada tahap awal hubungan Nusantara dengan
Timur Tengah pada umumnya dilatarbelakangi kepentingan perniagaan. Pada
tahap selanjutnya, ketika hubungan kedua wilayah ini bergulir ke ranah agama
dan budaya, di dalam rombongan pedagang Nusantara terdapat pula orang-
orang Muslim yang kemudian melakukan ibadah haji, ebagaimana informasi
yang didapat dari di Varthema yang menyebutkan adanya jamaah haji dari lesser
India.
11
Kisah mengenai orang berhaji di era awal perkembangan Islam kerapkali
dibumbui oleh mitos. Salah satu yang terkenal adalah cerita berhajinya Sunan
Gunung Jati dan putranya Maulana Hasanuddin yang diabadikan dalam Hikayat
Hasanuddin, yang merupakan bebas dari teks berbahasa Jawa berjudul Sajarah
Banten Rante-Rante. Sumber tertulis lokal tersebut menceritakan dua kisah
sang Sunan berhaji. Pertama, ketika sunan berumur 15 tahun ia sempat naik
haji ke Mekkah sambil berguru kepada ulama di sana. Setibanya di Mekkah,
sambil menunggu waktu musim haji, ia belajar tarekat kepada beberapa ulama
dan mendapat pengetahuan tarekat Naqshabandiyah dan Syattariyah. Kisah
kedua, ia menemani anaknya Maulana Hasanuddin berhaji. Terdapat kejadian
unik menyertai kisah ini, yakni tatkala berangkat, Hasanuddin dibungkus sehelai
Jauh sebelum
selendang dan tak lama kemudian—lewat perjalanan singkat—mereka sudah ditemukannya kapal
sampai di Mekkah. Diceritakan pula mengenai pertemuan mereka dengan Nabi laut, animo penduduk
Khidir. 12 Nusantara untuk
berhaji cukup besar.
Moda transportasi saat
Jauh sebelum ditemukannya kapal laut, animo penduduk Nusantara untuk itu, kapal layar, menjadi
berhaji cukup besar. Moda transportasi saat itu, kapal layar, menjadi kendaraan kendaraan andalan
dalam mengarungi
andalan dalam mengarungi samudera luas selama berbulan-bulan bahkan samudera luas selama
sampai dua tahun. Ini dikarenakan kapal layar tersebut diharuskan bersauh di berbulan-bulan bahkan
berbagai kota dan negara seperti Bombai, Aden dan Yaman. Setelah singgah di sampai dua tahun. Ini
kota-kota itu, barulah kapal layar melanjutkan pelayaran menuju Jeddah. dikarenakan kapal layar
13
tersebut diharuskan
bersauh di berbagai
Dikuasainya Malaka oleh Portugis pada 1511 turut mengubah tata kelola kota dan negara
hubungan sosial di kawasan perairan sekitar selat Malaka. Para pelaut Portugis seperti Bombai, Aden
dan Yaman. Setelah
mulai banyak berlalu lalang di bandar pantai-pantai Sumatra, salah satunya di singgah di kota-kota
pelabuhan Aceh. Sejak masa yang lama Aceh dikenal sebagai salah satu produsen itu, barulah kapal layar
lada terbesar di dunia. Untuk mempermulus upayanya dalam bertransaksi dengan melanjutkan pelayaran
menuju Jeddah.
penduduk lokal, orang Portugis kerap mempekerjakan orang Aceh lainnya. Di
555