Page 573 - SKI jld 3 pengantar menteri Revisi Assalam
P. 573

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3







           Dan transportasi yang khusus untuk mengangkut jamaah haji masa itu boleh
           dikatakan jumlahnya terbatas.

           Bukti keberadaan jamaah haji Nusantara lainnya termaktub dalam Sumber-
           sumber Turki yang menceritakan Sultan Sulaiman, raja Turki, menerima petisi
           berangka tahun Januari 1566 dari Sultan Aceh kala itu, Sultan Alauddin Riayatsyah
           al-Kahar. Isi petisi itu adalah ucapan terima kasih Sultan Aceh kepada Sultan Turki
           atas bantuannya mengirimkan juru tembak ke Aceh. Dalam kesempatan itu,
           raja Aceh memohon kepada Sultan Turki untuk perlindungan kepada pedagang
           dan jamaah haji yang kerap diserang Portugis dalam perjalanannya ke Hejaz.
                                                                                   20

           Dalam peta perdagangan global abad ke-16, perdagangan Arab mengalami
           kemunduran sehingga memberi keleluasaan bagi Dinasti Usmaniyah untuk
           semakin mengukuhkan kekuasaan politik dan militernya di kawasan Lautan India.
           Keadaan serupa juga dialami para pedagang Persia. Sejak kehadiran angkatan
           laut Usmani di Lautan India setelah tahun 1498, tidak hanya mengakibatkan
           semakin besarnya hegemoni Turki dalam perdagangan di Lautan India, namun
           juga mengakibatkan pelayaran yang lebih aman bagi jemaah haji. Hal ini
           memberikan kontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi model baru sebagai
           dampak dari semakin banyaknya Muslim yang menunaikan haji.  21

           Sultan-sultan Usmani yang menyebut diri mereka sebagai Khadim al-Haramain
           telah menggulirkan regulasi-regulasi tertentu demi menjamin keamanan
           perjalanan  haji,  di  antaranya  menempatkan  seluruh  jalur  haji  di  wilayah
           kekuasaan Usmani guna mempermudah pengontrolannya. Langkah penting
           lainnya adalah mengorganisir kafilah haji di bawah pengawasan penguasa
                  22
           Usmani.  Dengan begitu, bukan saja kemudahan dalam perjalanan ke Tanah
           Suci yang menentramkan hati jemaah haji, tetapi juga mempercepat kedatangan
           mereka ke Mekkah di bawah koordinasi Turki Usmani tanpa harus takut akan
           hambatan dan rintangan yang tentu saja dapat memakan waktu perjalanan
           lebih lama.


           Perlu ditambahkan bahwa hubungan antara sultan Turki dengan para syarif
           Mekkah bersifat saling menghormati. Istimewanya posisi para syarif di mata
           para sultan Turki adalah karena mereka keturunan Nabi Muhammad SAW.
           Penghormatan tersebut diejawantahkan dalam bentuk pemberian hadiah material
           maupun otoritas pribadi mengatur daerahnya atau ketetapan konstitusonal.
           Ketetapan resmi Istambul mengatakan bahwa para syarif membuka konsulat di
           Istanbul sebagai perpanjangan tangan mereka dari Mekkah. Kedudukan duta
           besar syarif di ibukota Turki itu setara dengan penghormatan bagi pemangku
           jabatan syaikh al-Islam.
                                23
           Perkembangan ini memberikan angin segar bagi Muslim Nusantara, khususnya
           yang berasal dari Samudera Pasai, Malaka dan Aceh, untuk mengadakan
           perjalanan ke Timur Tengah dan sekaligus menjalin hubungan lebih akrab





                                                                                                 557
   568   569   570   571   572   573   574   575   576   577   578