Page 577 - SKI jld 3 pengantar menteri Revisi Assalam
P. 577

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3







           memakan waktu 3 sampai 6 bulan.  Hal itu terjadi disebabkan oleh pelayaran
                                            33
           kala itu sangat tergantung pada arus angin. Setelah adanya kemajuan teknologi
           industri perkapalan, dari kapal layar meningkat menjadi kapal uap, lama waktu
           jarak tempuh dapat dipangkas menjadi lebih cepat. Keadaan ini menyebabkan
           melonjaknya keinginan masyarakat Nusantara untuk berbondong-bondong
           menunaikan haji setiap tahunnya.


           Selama perjalanan, para jamaah merasakan suka-duka yang berkesan. Suka-duka
           itu awalnya dirasakan tatkala mengetahui persaingan maskapai pelayaran yang
           demikian tinggi, hingga pada masalah kesehatan, makanan dan kenyamanan
           yang bukan lagi menjadi perhatian pihak maskapai.  Salah satu kisah yang
           menyentuh adalah yang dialami jamaah Melayu yang diangkut oleh kapal
           Gelderland  yang  membawa 700 jamaah tanpa memperhatikan kelangkaan
           konsumsi, akomodasi, dan tenaga medis.  Dengan kondisi kapal yang tidak
                                                   34
           memenuhi standar  sebagai kapal penumpang, maka semua  penumpang
           terpaksa duduk di dek. Tidur tanpa kasur telentang di celah-celah barang yang
           menumpuk terhimpit bersama koper milik penumpang lain.

           Meskipun pemerintah memberikan kebebasan kepada setiap maskapai untuk
           mengatur tata kelola transportasi di kapal-kapalnya, namun bukan berarti
           mereka terbebas dari tindakan kecurangan. Timbul kompetisi di antara maskapai
           yang tidak mendapat fasilitas resmi dari pemerintah. Dalam suatu laporan
           tahunan  Konsul  Belanda  di  Jeddah  tahun  1890,  disampaikan  ada  maskapai
           yang tidak mendapat fasilitas kolonial, diberitakan melakukan kecurangan yakni
           mengabaikan aspek kesehatan jamaah haji yang menjadi tanggungjawabnya;

                … Kemarin kapal  “Gelderland” tiba di sini (Jeddah) dan sekarang siap
                untuk berlayar ke Padang dan pelabuhan-pelabuhan di Jawa. Karena
                itu  jamaah  kurang  lebih  sudah  berada di  kapal.  Saya  akan  sampaikan
                keheranan saya yang luar biasa, bahwa kapal yang disebutkan itu tidak
                mempunyai seorang dokter. Saya sulit melakukan pemeriksaan, tidak
                ada dokter kapal, satu dan lain hal kapal itu segera membuang sauh,
                berlayar meninggalkan pelabuhan. Itu adalah apa yang disebut tidak
                bertanggungjawab dari Rotterdamsche Lloyd terhadap sebuah kapal
                yang ditunjuk untuk mengangkut antara 700 hingga 800 jamaah, tidak
                dilengkapi dengan perangkat kesehatan, dan saya tidak akan lalai menulis
                dalam verslag tentang ini kepada Ratu (Belanda), tindakan tertentu harus
                segera diambil agar tidak terulang kelalaian besar seperti itu. Tanpa
                dokter tidak dapat dicontoh, walau dengan keengganan yang besar saya
                tak akan membiarkan persekutuan kapal itu berangkat karena berbahaya
                bagi para haji yang saya pandang begitu besar. Di sini (Jeddah) jamaah
                mendapat kesempatan menunggu kapal berikutnya yang dilengkapi
                dengan perangkat kesehatan selama dalam pelayaran. Dalam hal ini
                saya akan memaksa, tapi pasti sulit agar singgah sebentar di Aden untuk
                mendapat dokter di sana.
                                        35




                                                                                                 561
   572   573   574   575   576   577   578   579   580   581   582