Page 579 - SKI jld 3 pengantar menteri Revisi Assalam
P. 579

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3































                                                                                       Reruntuhan bangunan pos
                                                                                       karantina haji di Pulau Onrust.
                                                                                       Kolera dan disentri merupakan
                                                                                       penyakit yang jamak beredar di
                                                                                       tengah jemaah haji.
                                                                                       Sumber: Direktorat Geografi dan Sejarah



           terasi  dan makanan lainnya yang  cukup dikenal,  yang menimbulkan  bau
           berlebihan dan tidak menyenangkan. 38


           Kesulitan transportasi ini semakin diperparah dengan upaya politis pemerintah
           Kolonial Belanda untuk menekan semangat umat Islam menunaikan ibadah haji
           ke Mekah lewat berbagai regulasi dan larangan seperti Resolusi 1825, di mana
           di dalamnya tertulis larangan pergi haji  yang tidak mempunyai pas jalan, kecuali
           harus memberikan persekot 110 gulden.  Jika pas jalan itu baru dibayar setelah
                                                39
           kembali, maka jamaah yang bersangkutan dikenai denda 100%.  Peraturan ini
                                                                       40
           juga dikeluarkan untuk membatasi jumlah jamaah haji sekaligus mengadakan
           pengawasan terhadap aktivitas mereka selama musim haji. 41


           Agar tidak terkena peraturan tersebut, para calon jemaah memilih berangkat haji
           dari Singapura dengan diantar oleh kapal yang ditetapkan Syaikh. Berpedoman
           pada resolusi 1827, terdapat perubahan biaya berhaji bagi anak-anak di bawah
           usia 12 tahun, di mana mereka yang akan menunaikan haji tidak dikenakan
           biaya sedikitpun, dengan syarat berangkat hajinya bersama orang tuanya.
                                                                                42

           Memasuki tahun 1859 M, pemerintah Belanda mengeluarkan undang-undang
           baru perihal pelaksanaan ibadah haji yang selajutnya disebut Ordonansi 1859.
           Peraturan baru ini ditetapkan dengan alasan banyak jumlah jamaah pasca-
           menunaikan ibadah haji tidak kembali ke Tanah Air. Akibatnya, muncul berbagai
           macam masalah sosio-ekonomi di tengah masyarakat dan bagi keluarga yang






                                                                                                 563
   574   575   576   577   578   579   580   581   582   583   584