Page 100 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 100

90     REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA



              Timur oleh Mataram juga mengarah pada eksodus pedagang Jawa ke pantai

              lain  termsuk menegakkan  kembali  pengaruh Jawa  di Banjarmasin.  Seperti
              telah  ditegaskan,  pada awal  abad  XVII perdagangan di  sana sepenuhnya
              dikuasai  oleh orang Tionghoa dan tuntutan  yang tumbuh  mengarah
              pada  ekspansi penanaman lada.  Saat  itu   Makassar,  tempat  orang mampu
              melepaskan diri dari Kompeni Belanda, menjadi pusat penimbunan lada dari
              Banjarmasin, yang bisa memperoleh dengan harga yang  lebih baik di sana
              daripada di Batavia. Banjarmasin melepaskan diri dari kebijakan monopoli

              dengan metode membunuh para pedagang Belanda. Ketika produksi beras di
              sekitar Makassar (daerah Tallo) tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
              Makassar yang terus tumbuh sebagai pusat penimbunan dan pemasok untuk
              Malaka.  Beras   beras tetap harus diimpor  dari Jawa.  Di Jawa  juga,  seperti
              halnya di Pasir (Borneo Timur) dibuat kapal-kapal untuk Makassar. Pasokan
              beras dari Jawa terbukti tidak memadai sehingga Makassar harus  berusaha
              menguasai lumbung beras di Bima.


                 Kaum bangsawan Makassar mulai berminat pada perdagangan. Laporan
                                                               108
              pelayaran  Laksamana Van der  Hagen pada 1607  mengisahkan laporan
              tentang pangeran Tallo, yang juga menjadi calon penguasa Goa. Ia berusaha
              keras  untuk  menguasai lalu-lintas  laut.  Demi  tujuan itu ia menempatkan
              seorang  agen di  Banda  yang ia pasok setiap tahun  dengan  beras, kain  dan
              segala hal yang diperlukan di  sana untuk  bisa mendapatkan  sebanyak
              mungkin fuli dan menarik para pedagang. Ia juga memborong banyak barang

              dan juga memberikan hadiah kepada para ulama Banda sehingga Kompeni
              memperoleh keuntungan besar di sana.

                 Setelah  melepaskan  perkapalan  di Banda,  orang Portugis pergi ke
              Makassar  untuk  memenuhi kebutuhan  mereka akan  rempah dan  barang
              lain  yang akan  dibawa  ke Malaka.  Berhubung orang Belanda  memantau

              jalur-jalur  perkapalan  Malaka  terus-menerus,  peran Makassar meningkat
              pesat. Mengenai perdagangan di sebelah timurnya seperti Borneo, Bali, Jawa,
              Solor, Timor, Ambon, Maluku dan tempat-tempat  lain, Makassar lebih baik
              108  J.A. Van der Chijs, Dagh-register gehouden int Casteel Batavia vant passerende daer ter plaetse als over
                 geheel Nederlandts-India, anno 1607 (Batavia, Landsdrukkerij, 1893).
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105