Page 103 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 103
REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA 93
sebagian harus memperhatikan agar tidak terlalu tergantung pada impor
beras Jepara, namun juga mempunyai lumbung berasnya sendiri di wilayah
Jakarta. Kedua, monopoli beras kerajaan menjadi pedang bermata dua yang
harus memberikan pukulan telak pada kekuatan terakhir perdagangan asing.
Selanjutnya ketiga, semua itu ikut bermain di tangan kompeni dalam politiknya
untuk menarik perdagangan bumiputera, ke perdagangan inter-Asia.
Tampak bahwa Susuhunan Amangkurat I, dari 1646 hingga 1677,
meramalkan keruntuhan kerajaannya dan berusaha mencegahnya dengan
menggunakan kekuasaan terror. Satu per satu bangsawan daerah jatuh menjadi
korban kecurigaan raja yang pada tahun-tahun terakhir kehidupannya jelas
terganggu secara mental. Di antaranya adalah bekas raja muda kota dagang
lama Surabaya, Pangeran Pekik, mertua dan paman Susuhunan yang tinggal
di ibukota kerajaan diperlakukan sebagai tawanan negara. Dia jelas dicurigai
berkomplot untuk melawan penguasa yang sah.
Tuban, yang pada 1599 merupakan kota terbesar di Jawa. Pada 1619 Tuban
dihancurkan oleh Mataram, hanya tinggal sebagai dusun. Gresik kehilangan
perdagangannya. Jepara tidak lebih baik. Reaksi penduduk pantai yang jatuh
miskin segera muncul. Hal ini terjadi sebelum kematian Amangkurat I. Pada
1674, ketika para perompak Makassar mulai memenuhi pantai Jawa, krisis
telah mencapai puncaknya. Empat orang bupati pantai yang tidak bersedia
menyerahkan upeti dan sewa selama empat belas tahun, dipaksa membayar
dan mereka semua melakukan segala jenis upaya untuk memungut uang
yang diperlukan. Pantai Jawa Timur selama bertahun-tahun tidak pernah
tandus dan kehabisan uang seperti saat itu, karena sejumlah besar uang harus
disetorkan kepada Susuhunan sekaligus dan benda-benda lainnya.
Orang Portugis mulai melakukan pelayaran perintis ke India pada 1498-
1545. Periode ini juga sering disebut dalam sejarah dunia sebagai era Vasco
da Gama. Periode ini dijelaskan sebagai era kekuatan maritim, suatu kekuatan
yang bertumpu pada kontrol di lautan oleh bangsa-bangsa Eropa, setidaknya
sampai kemunculan Amerika dan Jepang sebagai kekuatan laut utama pada
akhir abad XIX. Berdasarkan sejarah maritim, lebih dari 400 tahun ini tidak