Page 102 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 102
92 REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
berdagang sebanyak 500-600 ribu real setiap tahun. Makassar semakin
bertambah penduduknya dan perdagangannya. Perdagangan cengkeh
yang menguntungkan menarik berbagai bangsa untuk beraktivitas di sana.
Orang Portugis sangat terkenal di sini. Orang Makassar secara perlahan
mulai banyak terlibat dalam perdagangan. Pada mulanya, kaum bangsawan
menyuruh orang-orang Portugis untuk berdagang, atau bertindak sebagai
peminjam uang. Kemudian terlihat terdapat para pemandu Portugis di kapal-
kapal Makassar.
Begitu juga Makassar bisa membawa 100 ribu orang ke lautan dan memiliki
empat ribu meriam dan berbagai jenis senjata lain, yang khusus dipasok dengan
pipa peniup dan panah beracun. Seluruh pulau Celebes berada di bawah
kekuasaannya dan pulau-pulau sekitarnya seperti Seram, Buru, Timor, Solor,
Ende mencari pelindung, seperti yang dilakukan Luhu, Kambelo, Lisidi, yang
berada di Seram. Setiap orang berusaha menjalin hubungan baik dengan raja.
Ikatan perkawinan para penguasa Makassar dengan para penguasa di
tempat lain dan propaganda Islam kuat terjadi di Makassar. Ikatan perkawinan
juga menjadi sarana untuk memperluas kekuasaan negara. Gubernur Jenderal
Hendrik Brouwer menulis kepada direktur Kompeni Belanda pada 27
110
Desember 1634, bahwa pelayaran orang Makassar meningkat tajam sejak
belum lama ini karena orang-orang asing yang diusir dari daerah Melayu
seperti Johor, Pahang dan Lingga serta dari Gresik, Bukit (atau Giri), Jaratan,
Sedayu dan banyak tempat lain, diterima dengan sangat baik di Makassar.
Sementara itu, di Jawa, penguasa Mataram tidak hanya berusaha
melepaskan diri dari cengkeraman Belanda atas ekonominya dengan
menerapkan monopoli beras negara dan melarang orang Jawa melakukan
perdagangan di sana. Ia juga berusaha membebaskan dirinya dari perdagangan
kain Belanda dengan mendorong penanaman kain katun lokal. Tampaknya
sebagai akibat dari berkurangnya daya beli penduduk, usaha ini tampaknya
berhasil. Beberapa kali usaha Mataram untuk memaksa kompeni agar
mengakui kekuasaannya dapat ditinjau sebagai berikut: pertama, kompeni
110 J.A. Van der Chijs, Dagh-register.