Page 19 - PROSIDING KONFERENSI NASIONAL SEJARAH X Budaya Bahari Dan Dinamika Kehidupan Bangsa Dalam Persepektif Sejarah Jakarta, 7 – 10 November 2016 Jilid VII
P. 19
Eropa yaitu mi yang kemudian menjadi spageti dan menambah variasi makanan orang Eropa
yang sangat terbatas. Rempah-rempah Indonesia menjadikan makanan Eropa menjadi lebih
enak karena memiliki rasa yang mengundang selera dan memberi kehangatan pada tubuh.
Suatu hal yang tak dipungkiri kalau kemudian rempah-rempah Indonesia menjadi komoditas
yang sangat berharga dan memberi keuntungan yang sangat besar. Indonesia, walau pun pada
waktu itu nama Hindia lebih dikenal, menjadi penggerak sejarah dunia yang sangat dahsyat
melalui rempah-rempah yang dimilikinya. Perjalanan Columbus adalah perjalanan untuk
menemukan pulau/kepulauan Hindia yang kaya akan rempah. Perjanjian Thordesillas dan
kemudian diperbaharui dengan Saragosa adalah suatu upaya bangsa Portugis dan Spanyol
untuk mendapatkan rempah-rempah. Rempah-rempah adalah barang dagangan yang sangat
menguntungkan dan sudah menjadi kebutuhan utama untuk mendapatkan makanan dengan
rasa yang sangat spektakuler.
Sejak awal rempah-rempah tersebut tidak dibawa bangsa Indonesia, kapal-kapal Indonesia ke
Eropa, benua dimana matahari terbenam. Kapal-kapal Indonesia berdagang sampai ke India
dan beberapa ke Parsia. Dari India dan Persia rempah-rempah tersebut terkumpul di pusat
perdagangan Constantinopel. Para pedagang Eropa membeli rampah-rempah “Hindia” di
pusat perdagangan Constantinopel. Ketika Constantinopel jatuh ke bangsa Turki pada tahun
1453, bangsa Eropa mengalami kesulitan dalam mendapatkan rempah-rempah. Bangsa Turki
yang Islam dan semangat perang Sabil/Salib menimbulkan berbagai masalah dalam
perdagangan.
Kapal-kapal Indonesia juga berlayar inter-insuler dan laut lepas. Kapal-kapal Sriwijaya,
Majapahit, Tidore, Ternate, Bugis memenuhi pelayaran inter-insuler laut-laut Indonesia.
Tetapi juga kapal-kapal itu sampai ke Cina dan India, bahkan sebelum lahirnya kerajaan
Sriwijaya dan kerajaan Hindu-Buddha lainnya. Teori tentang arus balik masuknya pengaruh
Hindu dan Buddha yang dikemukakan van Leur hanya mungkin terjadi karena adanya
penguasa Indonesia yang memiliki armada laut yang membawa rempah-rempah ke India.
Pada masa itu belum ada informasi bahwa rempah-rempah Indonesia sudah mencapai Eropa
tetapi jelas sudah sampai Cina dan India tetapi berdasarkan studi Marbun (2014) pelayaran
orang-orang Batak sudah sampai ke Amerika Tengah.
Kejatuhan Constantinopel telah menjadi penyebab pelayaran bangsa Eropa ke “Hindia”
daerah rempah-rempah di timur. Bangsa Spanyol dan Portuugis merupakan dua bangsa Eropa
yang paling terkena dampak dalam perdagangan rempah-rempah akibat kejatihan
4