Page 22 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 22

Teuku Mohammad Hasan         9



               menuntut ilmu di Batavia. Hal pertama yang dilakukan Hasan selama
               di  rantau  adalah  mengikuti  ujian  masuk  di  Koningen  Wilhelmina
               School  dan  memilih  jurusan  teknik  perairan  (waterbouwkunde)
               hingga dinyatakan lulus. Selama masa belajar di KWS, Hasan sering
               terlibat  kerja  lapangan  dan  memiliki  banyak  teman  yang  rutin
               menghabiskan  akhir  pekan  bersama.  Pada  hari-hari  biasa,  asrama
               ditutup  pada  jam  11  malam,  sedangkan  pada  akhir  pekan,  murid-
               murid diperbolehkan berekreasi hingga pukul satu dinihari. Bersama
               teman-temannya itu, Hasan bersepeda dari asrama menonton film di
               Cikini.
                      Dari  teman-teman  asrama  pula,  Hasan  memperoleh
               pengetahuan  yang  tidak  dipelajari  di  KWS.  Beberapa  temannya  di
               MULO  (Meer  Uitgebreid  Lagere  Onderwijs)  biasa  meminjamkan
               buku-buku  bahasa  Inggris,  Prancis,  Jerman,  hitung  dagang,  sejarah
               dan  botani  kepada  Hasan.  Ia  menikmati  hal-hal  baru  itu  dan
               membiarkan waktu untuk olahraga tersita habis. Setelah tiga tahun
               tinggal di asrama, Hasan mulai berpikir melanjutkan pendidikan ke
               MULO. Pertimbangannya, jika ia “hanya” lulus dari KWS, kesempatan
               melanjutkan ke perguruan tinggi akan terbatas karena ia diwajibkan
               kerja terlebih dulu. Sementara jika ia bisa lulus ddari MULO, ia bisa
               melanjutkan ke AMS (Algemeene Middlebare School) dan berlanjut
               ke  perguruan  tinggi.  Karena  prestasinya  di  KWS  cukup
               membanggakan,  Hasan  diperbolehkan  mengikuti  ujian  MULO  oleh
               kepala  asrama  dan  direktur  KWS.  Namun,  pada  saat  itu  tidak  ada
               penerimaan  murid  baru  untuk  MULO  di  Batavia.  Hasan  kemudian
               mengikuti  ujian  masuk  MULO  Douwes  Dekker  di  Bandung  dan
               dinyatakan lulus.
                      Setelah    memperoleh     ijazah   dari    MULO,    Hasan
               mempertimbangkan  meninggalkan  pendidikannya  di  KWS  dan
               segera  meneruskan  ke  AMS.  Namun,  penasihat  pendidikan  di
               sekolahnya,  Duyveter,  menyarankan  Hasan  agar  menyelesaikan
               pendidikannya di KWS.  Kata sang penasihat, segala pekerjaan pada
               dasarnya mulia. Pada 1928, Hasan mengikuti ujian akhir di KWS dan
               dinyatakan  lulus  dengan  peringkat  terbaik.  Berbekal  ijazah  dari
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27