Page 20 - 02 BUKU BAHAN MATERI FILM SEJARAH 270118
P. 20

BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI INDONESIA






                   c. Treatment
                         Sinopsis adalah penceritaan secara literatur, sedangkan skenario
                   adalah penuturan secara filmis. Untuk penataan secara filmis perlu

                   penataan secara khusus, baik susunan peristiwa-peristiwanya, maupun
                   cara penyampaian informasinya. Karena itu sebelum isi yang termuat pada
                   sinopsis dipindahkan pada skenario, perlu dibuat sketsanya dulu. Sketsa ini
                   disebut “treatment”. Treatment adalah kerangka skenario.

                         Penulisan treatment untuk produksi film sejarah memiliki fungsi
                   penting. Fungsi utama treatment adalah menjadi sketsa penataan konstruksi
                   dramatik. Dalam bentuk sketsa ini akan lebih mudah memindah-mindahkan
                   letak urutan kejadian agar betul-betul tepat. Fungsitreatment disini tidak

                   hanya menuliskan tentang urutan adegan (scene) dan pengambilan gambar
                   (shot)  saja, tetapi harus ditulis secara kongkrit keseluruhan isi yang berkaitan
                   dengan judul dan tema, sehingga merupakan The Treatment of The Story.
                         Umumnya untuk memulai perekaman gambar  (shooting), sutradara

                   cukup mengacu pada treatment, karena selain penulisan skenario memakan
                   waktu lama, juga dianggap dapat mengekang kebebasan kreativitas.Karena
                   itu seorang sutradara dan penata kamera harus selalu siap dan peka terhadap
                   adegan-adegan tak terduga (spontan) yang terjadi saat perekaman gambar.

                         Pada film sejarah, titik perhatian juga harus diberikan pada kreatifitas
                   editor, untuk menginterpretasikan rancangan kronologi yang sudah disusun
                   penulis naskah beserta sutradara. Mungkin pada film sejarah yang tidak
                   memerlukan sisipan footage film, treatment kadang dibuat secara step out-

                   line saja. Dimana susunan adegan dan pengambilannya ditulis pada out-
                   line.
                         Penulisan treatment harus dijelaskan mengenai apa yang akan
                   diketengahkan dalam film tersebut. Penempatan narasi atau komentar,

                   khususnya pada adegan dimana visual tidak mampu, menyampaikan
                   informasi yang dibutuhkan penonton, harus diinformasikan di dalam



                                                                                        19
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25