Page 52 - Kelas XI_Sejarah Indonesia_KD 3.6
P. 52
52
Indonesia di kediaman Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol 1
Jakarta. Sebelum rapat, mereka menemui somabuco (kepala
pemerintahan umum) Mayjen Nishimura untuk mengetahui sikapnya
mengenai pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pertemuan
tersebut tidak menghasilkan kesepahaman sehingga tidak adanya
kesepahaman itu meyakinkan mereka berdua untuk melaksanakan
proklamasi kemerdekaan itu tanpa kaitan lagi dengan Jepang.
Pada 17 Agustus 1945, hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh
seluruh rakyat Indonesia dia bersama Soekarno resmi memproklamasikan
kemerdekaan di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pukul 10.00 WIB. Dan
keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945, dia resmi dipilih sebagai
Wakil Presiden RI yang pertama mendampingi Presiden Soekarno.
Selama menjadi Wakil Presiden, Bung Hatta amat gigih bahkan
dengan nada sangat marah, menyelamatkan Republik dengan
mempertahankan naskah Linggarjati di Sidang Pleno KNIP di Malang yang
diselenggarakan pada 25 Februari – 6 Maret 1947 dan hasilnya
Persetujuan Linggajati diterima oleh Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) sehingga anggota KNIP menjadi agak lunak pada 6 Maret 1947.
Pada saat terjadinya Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli 1947, Hatta
dapat meloloskan diri dari kepungan Belanda dan pada saat itu dia masih
berada di Pematangsiantar. Dia dengan selamat bersama dengan
Gubernur Sumatra Mr. T. Hassan tiba di Bukittinggi. Sebelumnya pada 12
Juli 1947 Bung Hatta mengadakan Kongres Koperasi I di Tasikmalaya yang
menetapkan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi di Indonesia. Kemudian
dalam Kongres Koperasi II di Bandung tanggal 12 Juli 1953, Bung Hatta
diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Kemudian, Bung Hatta dengan kewibawaannya sebagai Wakil
Presiden hendak memperjuangkan sampai berhasil Perjanjian Renville
dengan berakibat jatuhnya Kabinet Amir dan digantikan oleh Kabinet
Hatta. Pada era Kabinet Hatta yang dibentuk pada 29 Januari 1948, Bung
Hatta menjadi Perdana Menteri dan merangkap jabatan sebagai Menteri
Pertahanan.
Suasana panas waktu timbul Pemberontakan PKI Madiun dalam bulan
September 1948, memuncak pada penyerbuan tentara Belanda ke
Yogyakarta pada 19 Desember 1948. Bung Hatta bersama Bung Karno
diangkut oleh tentara Belanda pada hari itu juga. Pada tahun yang sama,
Bung Hatta bersama Bung Karno diasingkan ke Menumbing, Bangka.
Beberapa waktu setelah pengasingan karena mengalami adanya sebuah
perundingan Komisi Tiga Negara (KTN) di Kaliurang, di mana Critchley
datang mewakili Australia dan Cochran mewakili Amerika.
Mohammad Hatta berpidato di hadapan para peserta Konferensi
Persiapan Nasional di Jakarta pada 26 November 1949. Tampak Sartono
(duduk deretan depan no.2 dari kiri) mendengarkan dengan saksama.
Pada Juli 1949, terjadi kemenangan Cochran dalam menyelesaikan
perundingan Indonesia. Tahun ini, terjadilah sebuah perundingan penting,