Page 110 - Microsoft Word - KeruntuhanTeoriEvolusi
P. 110

BAB 15

                            MEDIA: LAHAN SUBUR BAGI EVOLUSI



                Seperti yang telah diuji dan ditunjukkan sejauh ini, teori evolusi tidak mempunyai dasar ilmiah. Namun
          kebanyakan orang di dunia tidak menyadarinya, dan menganggap evolusi sebagai fakta ilmiah. Indoktrinasi dan
          propaganda sistematis melalui media adalah kunci keberhasilan penipuan ini. Karena itu, kami perlu mengulas
          ciri-ciri khusus indoktrinasi dan propaganda ini.
                Jika  mencermati  media-media Barat, kita akan sering men-jumpai berita-berita yang membahas teori
          evolusi. Organisasi media terkemuka dan majalah-majalah tekenal dan “terhormat” mengangkat topik ini secara
          berkala. Dari pendekatan mereka, orang akan mendapatkan kesan bahwa teori ini benar-benar fakta yang telah
          terbukti mutlak tanpa peluang untuk diskusi. Pembaca awam biasanya mulai berpikir bahwa teori evolusi adalah
          fakta yang sama pastinya dengan hukum matematika.
                Berita  seperti ini di  media-media terkemuka akan  dikutip pula oleh  media lokal. Mereka  mencetak
          dengan headline besar: “Menurut majalah Time, fosil baru  mata rantai yang hilang telah ditemukan”; atau
          “Nature menyatakan bahwa para ilmuwan telah menemukan titik terang dalam persoalan terakhir teori evolusi”.
          Padahal, penemuan “mata rantai terakhir yang hilang dari rantai evolusi” tidak berarti apa-apa, karena tidak ada
          bukti sama sekali tentang evolusi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, segala sesuatu yang ditunjukkan sebagai
          bukti hanyalah kebohongan. Di samping media, hal  serupa terjadi pula pada sumber-sumber ilmiah,
          ensiklopedia, dan buku-buku biologi.
                Singkatnya,  media dan kalangan akademisi yang  menjadi pusat-pusat kekuatan anti agama,
          mempertahankan pandangan evolusionis dan memaksakannya kepada masyarakat. Pemaksaan ini begitu efektif
          sehingga akhirnya evolusi menjadi sebuah gagasan yang tidak pernah ditolak. Penolakan terhadap teori evolusi
          dianggap bertentangan dengan ilmu pengetahuan dan mengabaikan realitas-realitas mendasar. Karenanya, meski
          banyak kelemahan telah  tersingkap (terutama sejak 1950-an), dan kenyataan ini diakui ilmuwan evolusionis
          sendiri, mustahil menemukan kritik terhadap evolusi dalam lingkungan ilmiah atau dalam media.
                Majalah-majalah yang diterima luas sebagai penerbitan paling bergengsi dalam bidang biologi dan ilmu
          alam di Barat seperti Scientific American, Nature, Focus, dan National Geographic, mengambil teori evolusi
          sebagai ideologi resmi dan berusaha menyajikan teori ini sebagai fakta yang telah dibuktikan kebenarannya.


                Kebohongan yang Terbungkus Rapi


                Kaum evolusionis mendapat banyak keuntungan dari program “cuci otak” media. Banyak orang percaya
          begitu saja pada evolusi tanpa merasa perlu bertanya “bagaimana” dan “mengapa”. Ini berarti evolusionis dapat
          mengemas kebohongan-kebohongan mereka sedemikian  rupa  sehingga mampu meyakinkan orang  dengan
          mudah.
                Sebagai contoh, bahkan  dalam buku evolusionis paling “ilmiah”, “transisi dari air ke darat” yang
          merupakan fenomena terbesar evolusi tanpa bukti, “dijelaskan” dengan kesederhanaan yang konyol. Menurut
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115