Page 95 - Microsoft Word - KeruntuhanTeoriEvolusi
P. 95

Adanya resistensi semacam ini pada banyak populasi bakteri sebelum penisilin ditemukan merupakan
          fakta yang diketahui luas dalam lingkungan medis. Karenanya,  mendalilkan resistensi bakteri  sebagai
          perkembangan evolusi adalah bentuk  penipuan. Lalu, bagaimana terjadinya proses “bakteri  memperoleh
          kekebalan”?


                Resistensi Bakteri terhadap Antibiotik


                Dalam satu jenis bakteri terdapat variasi yang sangat  beragam. Beberapa memiliki informasi genetis
          untuk resisten terhadap obat-obatan, bahan kimia  atau zat-zat  lain. Jika sekelompok bakteri terkena obat
          tertentu, yang tidak resisten terhadap obat tersebut akan mati, sedangkan yang resisten akan tetap hidup dan
          memiliki kesempatan berkembang biak. Bakteri tidak resisten selanjutnya akan musnah dari populasi dan
          digantikan oleh bakteri resisten, yang lalu berkembang pesat. Akhirnya koloni bakteri yang tertinggal hanya
          terdiri dari individu-individu resisten terhadap antibiotik tersebut. Sejak itu pula, antibiotik tersebut  menjadi
          tidak efektif lagi terhadap bakteri jenis ini. Hal penting yang harus diingat adalah bah-wa bakteri tersebut masih
          bakteri yang sama dan begitu pula spesiesnya.
                Penting untuk dicatat, bertentangan  dengan pernyataan evolusionis, tidak terjadi proses evolusi pada
          bakteri tersebut. Antibiotik tidak menyebabkan bakteri  tidak resisten bermutasi dan berubah menjadi jenis
          bakteri resisten, dan karenanya memperoleh informasi genetis baru. Yang terjadi hanya kepunahan variasi
          bakteri tidak resisten pada sebuah populasi yang terdiri dari variasi bakteri resisten dan tidak resisten, yang
          hidup bersama sejak awal. Ini tidak menandai kemunculan spesies bakteri baru. Ini bukan “evolusi”.
          Sebaliknya, satu variasi atau lebih menjadi punah, menyebabkan hilangnya sebagian informasi genetis; sebuah
          proses kebalikan dari evolusi.


                Kekebalan Serangga terhadap DDT


                Persoalan lain yang didistorsi evolusionis dan diajukan sebagai bukti evolusi adalah kekebalan terhadap
          DDT yang tampaknya “diperoleh” serangga. Kekebalan  ini  berkembang seperti resistensi bakteri terhadap
          antibiotik. Kekebalan serangga terhadap DDT sama sekali tidak dapat  dikatakan “diperoleh” oleh individu-
          individu di dalam populasi. Beberapa serangga telah kebal terhadap DDT. Setelah DDT ditemukan, serangga
          yang tidak memiliki kekebalan bawaan dan terkena zat kimia ini akan punah dari populasinya. Sejalan dengan
          waktu, serangga kebal yang sebelumnya sedikit menjadi bertambah banyak. Akhirnya, seluruh spesies tersebut
          menjadi populasi dengan anggota-anggota kebal terhadap DDT. Ketika ini terjadi, DDT menjadi tidak efektif
          lagi terhadap spesies  serangga tersebut. Untuk  menyesatkan, fenomena ini biasa dirujuk sebagai “perolehan
          kekebalan serangga terhadap DDT”.
                Ahli biologi evolusionis, Francisco  Ayala, mengakui fakta ini dengan mengatakan, “Varian-varian
          genetis yang dibutuhkan agar resisten terhadap jenis pestisida yang sangat beraneka tampaknya telah ada pada
                                                                     8
          setiap anggota populasi yang terkena senyawa buatan manusia ini”.
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100