Page 50 - PEMBINAAN NOVIS
P. 50

Pembinaan Novis



               3.  SPIRITUALITAS
                       Begitu besar pengaruh Sta. Klara di luar biara San Damiano, sementara orang beranggapan
                   bahwa ia adalah seorang rubiah kontemplatif, yang hidup terkurung di dalam biaranya. Di lain
                   pihak,  merasul  membayangkan  seorang  yang  hilir  mudik  menyebarkan  pengaruh,  sibuk
                   mewartakan Injil, atau berbuat sesuatu misalnya mengusir roh jahat aatau menyembuhkan
                   penyakit,  agar  usaha  tsb  mampu  mempengaruhi  jalan  pikiran  orang  lain.  Namun  fakta
                   menunjukkan  bahwa  biara  San  Damiano  sangat  terkenal  di  antara  biara-biara  yang  lain,
                   sementra  informasi  komunikasi  pada  saat  itu  sangat  terbatas.  Di  tambah  lagi  aturan  yang
                   sedang  disusun  Sta.  Klara  belum  juga  disetuji  oleh  Bapak  Paus.  Sehingga  timbul
                   pertanyaan,”Bagaimana cara Sta. Klara merasul?”
                       Pada  dasarnya  merasul  adalah  cara  hidup  yang  bagaimanapun  mampu  menghadirkan
                   eksistensi Kristiani dalam rangka kehidupan pribadinya. Dengan demikian kita hendaknya
                   mampu pula menghadirkan eksistensi Yesus Kristus. Adapun segi yang terdalam dan paling
                   dasariah eksistensi Yesus Kristus adalah “transenden-Nya”, bahwa segala sesuatu adalah
                   Allah belaka, karenanya dikembalikan lagi ke Allah (bdk. 1 Kor 15:28). Yesus Kristus adalah
                   karunia dari Allah, yang mempribadikan diri, segala nilai dunia dan manusiawi tidak menjadi
                   penentu eksistensi-Nya. (bdk. Luk. 4:1-13).
                       Tidak banyak orang mampu memahami pola hidup yang diambil Sta. Klara ataupun Sto.
                   Fransiskus, karena secara sosial, ekonomis ataupun politis tidak mempunyai arti sama sekali,
                   bahkan dalam kelembagaan Gereja Katolik sekalipun.
                       Tidak  ada  gengsi  sosial  yang  dapat  dibanggakan,  yang  ada  hanya  ketidakberdayaan
                   manusiawi, dan justru hal tsb bagi orang beriman, orang yang percaya akan Injil, kekuatan
                   dan daya pikat Yesus Kristus yang tersalib, tampak dalam kehidupan mereka.
                       Dalam surat Wasiatnya dituliskan antara lain:
                       Tuhan sendiri tidak menjadi kita (penghuni biara San Damiano) suatu teladan bagi orang
                       lain sebagai contoh dan cermin, tetapi juga bagi saudari-saudari kita yang oleh Tuhan
                       dipanggil untuk mengikuti panggilan kita, supaya mereka menjadi cermin bagi orang lain,
                       dapat  melihat  teladan  pada  kita,  maka  haruslah  kita  sangat  memuji  dan  meluhurkan
                       Tuhan dan merasa diri dikuatkan dalam Tuhan untuk semakin berbuat baik. Maka dari
                       itu, seandainya hidup kita sesuai dengna pola hidup tersebut, kita memberi teladan luhur
                       kepada orang-orang lain dan dengan berdaya upaya sedikit saja kita memperoleh hadiah
                       kebahagiaan kekal.

                       Dan kelanjutannya dituliskan:
                       Kawanan kecil yang dilahirkan Tuhan Bapa dalam Gereja-Nya yang kudus.... dengan
                       mengikuti  kemiskinan  dan  perendahan  Anak  Bapa  yang  terkasih  dan  kemiskinan  dan
                       kerendahan Bunda-Nya, perawan yang mulia.

                       Sangat jelas Sta. Klara menghargai gaya hidup saudari-saudarinya, demi kepentingan tidak
                       hanya Gereja, namun seluruh umat manusia.
                       Sementara itu Sto. Fransiskus yang dianggap sebagai “gurunya”pun memperlakukan Sta.
                       Klara sebagai mana mestinya, bahkan ia senantiasa akan melindunginya, baik oleh Sto.
                       Fransiskus pribadi maupun penggantinya. Pada masa itu berkembang isu apa yang disebut
                       sebagai  biara  rangkap  dua.  Suatu  gagasan  hidup  membiara  dalam  satu  komplek
                       komunitas laki-laki yang melambangkan rasul Yohanes dan kelompok perempuan yang
                       melangkan  Bunda  Maria.  Sto.  Fransiskus  menentang  hal  tsb,  bahkan  ia  melarang
                       mencampuri urusan hidup Saudari Dina dari San Damiano, bahkan ia melarang pada para
                       saudara mengunjungi para rubiah tanpa ijin istimewa. Dengan demikian hubungan antara
                       saudara-saudara miskin dan saudari-saudari miskin diformalkan. Konon Sto. Fransiskus
                       menyapa Sta. Klara dengan sebutan kesayangan “Christiana” yang artinya Klara milik
                       Kristus, inilah syair yang digubah bagi para rubiah San Damiano.

                              Dengarlah, hai putri-putri yang miskin yang kecil, yang dipanggil Tuhan

                                                            130
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55