Page 53 - PEMBINAAN NOVIS
P. 53

Pembinaan Novis



                   kemudian  menceritakan  dengan  mesranya  kepada  sahabat-sahabatnya  ketika  mendekati
                   ajalnya.  Nah,  hamba  Allah  oleh    karenanya  menangkap,  bahwa  sabda Injil  ini  ditujukan
                   kepadanya:  “Jika  engkau  mau  mengikut  aku,  sangkallah  dirimu  sendiri  dan  pikullah
                   salibmmu dan ikuti Aku.” (LegMay 1,5)

               2.  FRANSISKUS PELAKU FIRMAN
                       Fransiskus adalah seorang awam seperti kita, hanya yang membedakannya ia mmpu dan
                   mencari kehendak Allah di dalam dunia yang komplek dan Gereja yang penuh dengan masalah
                   dan membingungkan pada masa itu, sementara hidup kita dibatasi dengan segala aturan yang
                   telah ditetapkan Gereja. Jarang dari kita yang mau meluangkan waktu untuk membaca dan
                   memahami Kita Suci.
                       Sebaliknya  Sto.  Fransiskus  mampu  menangkap  makna  yang  indah,  yang  dipesankan
                   kepadanya:
                       Tetaoi hendaknya kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab
                       jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seorang hanya mendengar firman
                       saja  dan  tidak  melakukannya,  ia  seumpama  seorang  yang  sedang  mengamat-amati
                       mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah
                       pergi atau segera lupa bagaimana rupanya. (Yak. 1:22-24)

                       Fransiskus sangat peka terhadap sabda Tuhan yang diterimanya melalui Kitab Suci, dan ia
                   berkeinginan menjadi “pelaku firman”, bukan sekedar pendengar firman. Ia merasa dirinya
                   bukan sekedar pengengar firman yang tuli, tetapi menyimpannya di dalam hati, kemudian pada
                   waktu yang tepat dilaksanakannya, bandingkan peristiwa ia melepaskan sepatu ikat pinggang
                   dll, setelah mendengar cara perutusan para murid Yesus.
                       Hal tsb dapat dilakukan dengan sempurna karena Fransiskus memiliki iman kuat dan rasa
                   hormat terhadap Sabda Tuhan yang sangat luar biasa.
                       Mungkin dapat disimpulkan bahwa:
                          Jangan membuang waktu dengan merenung dan mempelajari ilmu tentang Kitab Suci,
                          tetapi praktekkanlah, apa yang dituntut oleh Kita Suci.
                          Jadilah segera sebagai pelaku firman, dan jangan hanya sebagai pendengar. (bdk
                          LegPer 47,104 & pesan Sto. Hieronimus)
                  Iman yang kuat dn rasa hormat yang luar biasa pada Kitab Sucilah yang membuat Fransiskus
                  mampu menyusun Anggaran Dasar. Kalau kita teliti dan cermati ternyata Anggaran Dasar yang
                  disusunnya  merupakan  “rangkaian  Sabda  Allah”,  yang  diambilnya  dari  Injil,  kemudian
                  dijabarkan dengan tambahan kalimat dan kata-katanya yang sederhana, namun sangat dalam
                  makna religiusnya.
                       Sahabatnya, saudara Leo dan rekan-rekannya menuliskan:
                       Fransiskus  sangat  menjunjung  tinggi  hidup  bersama  dan  anggaran  dasar  dan  dia
                       memberi berkat istimewa kepada mereka yang menepati anggaran dasar dengan seksama.
                       Kepada  para  saudara  dia  mengatakan  bahwa  anggaran  dasar  merupakan  buku
                       kehidupan, pengharapan akan keselamatan, butir Injil, jalan menuju kesempurnaan, kunci
                       firdaus,  inti  perjanjian  abadi.  Dia  menghendaki  bahwa  anggaran  dasar  dimiliki  oleh
                       semua saudara, dihafal oleh semua, dan.... dst.
                       (LegPe 46)
                       Satu kisah tentang penghargaan terhadap Kitab Suci diceritakan pula oleh Saudara Leo
                  dan rekannya:
                       Ketika  Fransiskus  dekat  Gereja  Santa  Maria  Para  Malaikat  di  Portiunkula,  datang
                       seorang perempuan tua yang miskin, yaitu ibu dari dua saudara, mohon sedekah kepada
                       Fransiskus sebab pada tahun itu dia tidak mempunyai apa-apa untuk hidupnya.
                       Kepada Saudara Petrus Catani Minister Jenderal, Fransiskus berkata:
                       “Apakah  kita  dapat  menemukan  sesuatu  untuk  diberikan  kepada  ibu  kita?”  Ia
                       berpendapat bahwa ibu salah seorang saudara harus dianggap sebagai ibu bagi semua
                       saudara yang lain.

                                                            133
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58