Page 68 - PEMBINAAN NOVIS
P. 68
Pembinaan Novis
Jawabannya hanya satu. Consolatio adalah rahmat, rahmat dari Allah Roh Kudus, bukan oleh
imam atau klerus yang memberikan penjelasan arti nas bacaan Kitab Suci waktu itu. Mereka
hanya sarana, sebagaimana diungkapkan sendiri oleh Sto. Fransiskus:
Sesudah Tuhan memberi aku sejumlah saudara, tidak seorangpun menunjukkan apa yang
harus aku perbuat; tetapi Yang Maha Tinggi sendiri mewahyukan kepadaku, bahwa aku harus
hidup menurut pola Injil Suci. (Was. 14)
Dari wasiat Sto. Fransiskus jelas bahwa panggilannya bukan karena imam atau klerus baik hati
yang mau menjelaskan makna bacaan Kitab Suci pada waktu itu. Dia sendiri tidak pernah
merasakan bahwa consolatio atau tindakan karena rahmat yang diberikan Allah yang Maha
Benar memberikan ”pembenaran” atas tindakannya menanggalkan ikat pinggang, kasut,
tongkat dll. Fransiskus harus membuktikan bahwa tindakannya harus diuji oleh komunitas
Gereja dan memperoleh penegasan bahwa tindakan atas panggilannya itu benar. Pertama-tama
dari Uskup setempat, kemudian Paus sebagai pimpinan tertinggi dari Gereja. Mungkin saja
Tuhan memanggil seseorang secara langsung, akan tetapi kemungkinan terjadinya salah tafsir
sangat besar. Pada akhir-akhir ini kita melihat akibat tragis yang dialami para pengikut dari
para orang yang menamakan dirinya “nabi”, hal ini terjadi karena ybs tidak menyerahkan
keyakinan tersebut untuk disahkan oleh komunitas religius atau komunitas sosial lainnya.
Tindakan yang dilakukan Sto. Fransiskus menyangkut pelepasan ikat pinggang dll secara
lahiriah memang tidak ada pengesahan, namun pola Pedoman Hidup Fransiskus mendapat
pengesahan dari Paus Innocentius III (1209), atau dengan kata lain seluruh tindakannya
dibenarkan oleh Gereja. Dengan demikian, Sto. Fransiskus meleburkan diri ke dalam
komunitas Gereja dan membawa kehidupan baru bagi Gereja.
Kesadaran langsung akan kehadiran Allah dalam hidupnya, merupakan rahasia kekuatan Sto.
Fransisksu, bagi Fransiskan Awam, kehadiran Allah dapat nampak di dalam kita menghadapi
Kitab Suci dan kegiatan yang lain.
Mawas diri adalah sarana mutlak yang diperlukan untuk kemajuan hidup Spiritualitas kita.
Setelah Konsili Vaitkan II, pada tahun 1972 para Fransiskan mengadakan kapitel umum di
21
Madrid, dan menyusun suatu dokumen yang menyatakan:
Berdasarkan iman yang mendalam Fransiskus menerima injil Yesus Kristus. Ia
menyadari, bahwa ia diutus ke dunia bersama saudaranya untuk menjadi saksi Injili,
mewartakan Kabar Gembira melalui kesaksian hidup dan melalui ajakan untuk
bertobat serta mewartakan Kerajaan Allah yang menytakan kasih-Nya di antara
manusia. Kesadaran akan perutusan itu memberikan kekuatan dinamika dan
keberanian untuk memulai hal baru. (Madrid 1972:3)
Bentuk hidup kita, sejauh itu dihayati sungguh-sungguh, adalah penolakan yang kuat
terhadap sikap asal-asalan dan terhadap kekurangan-kekurangan perorangan dan
struktur. (Madrid 1972:9)
Hakikat misi dari persaudaraan kita adalah panggilan dalam Gereja dan dalam dunia
untuk mewujudkan langkah-langkah hidup yang terarah pada tujuan yang satu.
Keterlibatan kita dalam membangun Gereja dan masyarakat terletak terutama dalam:
menjadi saksi hidup nyata yang dapat dipercaya. (Madrid 1972:31)
4. SHARING
Setelah Sto. Hieronimus mengatakan: tiba saatnya bagi kita untuk menterjemahkan nas-
nas Kitab Suci ke dalam perbuatan kita. Masih inginkah Saudara-saudari melanjutkan
memperlajari Kitab Suci?
21 Penginjilan Fransiskan dalam Milenium ke III, 5: C 7.3-hal. 17
148