Page 74 - PEMBINAAN NOVIS
P. 74
Pembinaan Novis
Penggerak mempersiapkan dengan baik
Peserta rela bekerja sama untuk melaksanakan langkah demi langkah
Metode Sharing per ayat:
1) Doa atau nyanyian pembukaan
2) Membaca kutipan pilihan, sebaiknya kumpulan-kumpulan sabda Yesus
3) Penggerak membacakan satu ayat
4) Masing-masing peserta merenungkan ayat tersebut selama 2-3 menit: Apakah yang
dikatakan Tuhan kepadaku dalam yat ini?
5) Saling membagikan hasil renungan dari ayat yang dibacakan tadi kepada sesama,
hal yang sama diulang untuk setiap ayat
6) Sekitar 5 (lima) menit sebelum waktu habis, saat hening, kesempatan beberapa
peserta mengucapkan doa spontan, ucapan syukur, pujian, permohonan dll yang
diilhami kutipan ayat.
7) Doa penutup
Catatan tambahan:
Kelebihan metode Sharing per ayat ini:
Membantu agar semua peserta mengambil bagian
Mendekatkan diri pada teks Kitab Suci
Mengembangkan rasa setia kawan di antara para peserta
Keterbatasan metode ini:
Kurang memberi kesempatan untuk mencari pengertian yang tepat tentang
kutipan
Tidak cocok untuk perumpamaan dan kisah-kisah
Pengandaian:
Kerelaan menerima apa yang dihayati orang lain tanpa membantah atau
mendiskusikannya.
Metode menyamakan diri dengan tokoh Kitab Suci.
1) Doa Pembukaan
2) Pembacaan kutipan Kitab Suci secara dialog (kisah atau cerita)
3) Kelompok memperhatikan dulu masing-masing tokoh dalam cerita, bagaimana
sikap, semangat, tindakan masing-masing.
4) Masing-masing bertanya pada diri sendiri, dengan tokoh siapakah saya merasa
paling dekat?
Beberapa pertanyaan yang dapat membantu:
Apa yang akan saya rasakan/perbuat, andaikata saya adalah orang itu?
Seandainya saya mendengar, melihat apa yang terjadi.
5) Hasil renungan disharingkan
6) Beberapa doa spontan
Catatan tambahan:
Kelebihan metode ini:
o Membantu peserta terlibat secara pribadi
o Membantu agar melihat cerita/kisah Kitab Suci sebagai lambang
Keterbatasan:
o Hanya cocok untuk cerita/kisah (sebagain besar di Injil Markus)
o Dapat menghasilkan pembicaraan yang moralistis
4. SPIRITUALITAS
Komunitas adalah tempat dan sekaligus pembawa Kabar Sukacita dari Allah. Bila kita
memperhatikan sejarah para Fransiskan, pernyataan tsb mempunyai arti khusus, karena
menunjukkan kepada kita hubungan dasariah antara kotbah dan gaya hidup.
154

