Page 79 - PEMBINAAN NOVIS
P. 79

Pembinaan Novis



                                Thomas dari Celano: Vita I,  yang disusun atas perintah Paus  Gregorius IX
                                 (1229),  dan  Vita  II  yang  disusun  atas  permintaan  Minister  Jenderal  OFM
                                 Crecentius ab Aesio (1245)
                                Bonavontura menuliskan riwayat hidup Fransiskus dalam bukunya Legenda
                                 Mayor dan Legenda Minor untuk sembahyang berkala (1260 – 1263)
                                Legenda ad usum Chori oleh Anonymus.
                                Legenda Anonymii Perusini
                                Legenda Bernardi de Bessa
                                Dan banyak lagi legenda-legenda yang lain

                       Corak batin Fransiskus
                       Yang  dimaksud  corak  batin  adalah  susunan  hidup  keagamaan,  sikap  jiwa  yang
                       membimbing sang santo dalam pikirannya, rasa dan karsa menuju kesempurnaan Injili.
                       Sebagai seorang pendiri, Fransiskus memiliki corak kharismatis yang tidak dimiliki oleh
                       orang lain. Corak batinnya tampak dalam anggaran dasar yang disusunnya dan mendapat
                       pengesahan (AngBul), maupun yang tidak mendapat pengesahan (AngTBul). Anggaran
                       dasar hanya dapat diartikan atau dicerna dengan baik dengan cara menempatkan dalam
                       situasi dan latar belakang kehidupan para saudaranya. Oleh karena itu dasar perserikatan
                       yang diciptakannya tidak hanya teladan hidupnya saja, melainkan anggaran dasar, namun
                       spiritualitasnya tidak mungkin dipisahkan dari anggaran dasar yang disusunnya.

                       Sto. Fransiskus sangat meyakini bahwa dirinya adalah seorang utusan Allah, yang secara
                       langsung telah menerima panggilan-Nya. Ia merasa dirinya didorong oleh Roh Kudus.
                       Sebagaimana diakuinya dalam Surat Wasiatnya:
                       Dan  sesudah  Tuhan  memberi  aku  sejumlah  saudara,  tidak  seorangpun  menunjukkan
                       kepadaku  apa  yang  harus  kuperbuat;  tetapi  Yang  Maha  Tinggi  sendiri  mewahyukan
                       kepadaku, bahwa aku harus hidup menurut Injil Suci. (Was 14)

                       Demikian pula yang diungkap oleh Thomas Celano bahwa semula Fransiskus merasa jijik
                       melihat orang yang terkena kusta: Tetapi ketika ia dengan bantuan dan kekuatan Allah
                       Yang Maha Tinggi sudah mulai memikirkan hal-hal yang suci dan bermanfaat .... ia dapat
                       mengalahkan diri sendiri lalu menghampiri orang kusta itu dan memeluknya. (1 Cel 17)

                       Sto. Fransiskus disamping seorang kharismatis yang secara langsung dipimpin oleh Roh
                       Kudus, ia juga seorang “gerejani” seutuhnya. Terbukti: ia pada akhir audensinya kepada
                       Kardinal  Hugolinus,  ia  bersujud  dan  dengan  rela  hati  menempatkan  dirinya  di  bawah
                       kewibawaannya dan menyerahkan kepercayaan atas saudara-saudaranyaa kepadanya. (1
                       Cel 75)

                       Unsur terpenting yang mempengaruhi corak batin Fransiskus.
                       Pada umumnya corak batin Fransiskus bersifat kharismatis, injili dan gerejani.
                       1)  Ia senantiasa memandang Allah sebagai satu unsur hakiki dalam corak batin dan corak
                          hidup keagamaannya. Oleh karena Fransiskus lebih menyukai hal-hal konkret, maka
                          ia selalu ingat akan Yesus Kristus, sebagaimana diungkapkan dalam Kitab Suci, karena
                          spiritualitasnya lebih Kristosentri. Dalam Kristus, Allah menyertai Fransiskus dalam
                          hidupnya, ia tidak membedakan dalam Yesus Kristus kealahan atau kemanusiaannya,
                          baginya Ia tetap hadir dalam kesadarannya.
                       2)  Kesengsaraan yang dipikul-Nya karena ketaatan-Nya pada Bapa dan kebangkitan-Nya
                          dalam  Roh  Kudus,  merupakan  unsur  corak  batinnya  yang  tidak  terlepas  dari
                          kehidupannya.  Baginya  Yesus  Kristus  adalah  pernyataan  dan  penampakan  Allah,
                          kebaikan-Nya, karya penebusan-Nya, maka secara khusus ia menyukai “pasio”, dan
                          ingin mengikuti-Nya. Pada akhirnya, sengsara Yesus Kristus terlukis pada tubuh Sto.



                                                            159
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84