Page 56 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 56
subjektif dan emosional. Intinya, terdapat kesan bahwa sejak semula
pelaksanaan konprensi akan digagalkan.
Akibat dari situasi di atas, maka konpercab pada masa itu
mengalami kebuntuan. Pimpinan sidang menskorsing sidang yakni
1 x 24 jam. Hal itu terpaksa dilakukan karena tidak ada titik temu
pandangan antara delegasi satu dengan yang lain. Patut dicatat,
bahwa pada setiap pelaksanaan Konprecab terbentuk organ lain
yakni Majelis Pekerja Konperensi Cabang (MPKC). Saat itu yang
menjadi koordinator MPKC adalah Mujur Manai dan beberapa
senior lain seperti Hasanuddin Umar (kami biasa memanggilnya Kak
Acang), Nasrullah Wahid, Saiful Gani, Abd. Zainuddin Napa, Ld.
Makmur Raja Ika. Ada beberapa senior lain yang menjadi anggota,
tapi sudah lupa.
Karena situasi buntu, maka Mujur Manai berikhtiar untuk
mencari jalan keluar. Karena itu, pada suatu malam, sekitar pukul
19.00, Mujur Manai dan Hasanuddin Umar mengunjungi salah
seorang pengurus untuk menjadi ketum. Mujur Manai berujar, ayo
kita ke Kendari Beach untuk makan sate. Oknum bersangkutan
setuju dan bertiga (Hasanuddin Umar) menuju ke Kendari Beach.
Tiba di Kendari Beach, Mujur Manai memesan sate sebanyak 3 porsi.
Usai makan, Mujur Manai berucap : “ dinda, ini konprecab ditunda
dan di skorsing. Oleh peserta mengungkapkan bahwa ada 2
kandidat calon ketum yakni kamu dan Salam Razak”. Mendengar itu,
yang bersangkutan kaget, karena saat bersamaan di kampus juga
mempersiapkan diri menjadi Ketua Senat FISIP UNHALU.
Mendengar ucapan itu, ia spontan beranjak dari tempat duduk
sambal bergurau dalam Bahasa Makassar: “antamami sate’a” (sudah
masuk sate). Maksudnya sudah ditraktir makan sate. Setelah berpikir,
ia berucap: “kak Mujur, yang pas untuk jadi ketum yakni Salam Rasak.
Biarlah saya (Eka Suaib) membantunya”.
Usai pertemuan itu, semuanya meninggalkan Kendari Beach.
Mujur Manai dan Hasanuddin Umar memilih balik ke rumahnya,
37