Page 52 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 52
yang berada dalam posisi-posisi penting tersebut. Dengan menjalin
hubungan harmonis, HMI dapat memperkuat pengaruhnya dalam
kehidupan sosial, politik, dan ekonomi di tingkat daerah.
Ketum harus mampu menjaga keseimbangan antara
mempertahankan idealisme dan independensi organisasi, serta
berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mencapai tujuan
bersama. Dalam konteks ini, menjaga harmoni berarti memastikan
bahwa HMI tetap kritis dan konstruktif dalam memberikan masukan
kepada pemerintah, sementara juga menjaga hubungan yang positif
dan produktif dengan semua pihak, tanpa kehilangan arah atau
prinsip dasar HMI.
Perlu diinformasikan bahwa saat itu, ketua KNPI Sultra
adalah Mahmud Hamundu, Gubernur Sultra Ir. Alala. keduanya
alumni HMI.
Implementasi bahwa HMI adalah independen dan juga
mengabdi pada kepentingan daerah adalah sangat pelik. Dijelaskan
bahwa watak independen HMI maka mencerminkan perilakunya
yang secara etis merupakan karakter dan kepribadian kader HMI.
Implementasinya harus terwujud di dalam bentuk pola pikir dan
pola laku mencerminkan hakikat dan missi HMI. Jadi, dalam
melakukan partisipasi HMI hanya tunduk kepada prinsip-prinsip
kebenaran dan objektifitas, tidak pernah terbujuk oleh kepentingan
mana pun juga.
Dalam praktiknya, ketika menjadi pengurus, khususnya
sebagai ketum betapa sulit pengurus untuk independen.
Penyebabnya karena alumni HMI tersebar di banyak tempat dengan
kepentingan yang belum tentu sama bahkan bisa saling berlawanan.
Bagaimana misalnya, pengurus HMI dapat bersikap independen
padahal alumni HMI memiliki aspirasi berbeda-beda.
Contoh kasus yang dihadapi saat Abu Hasan menjadi ketum
HMI Cabang Kendari. Saat itu, terdapat kegiatan di KNPI yakni Studi
regional KNPI se Indonesia Timur diangkat sebagai sekretaris
33