Page 54 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 54
Kendari ‘turun gunung’ untuk menghindari intervensi
berkepanjangan dari pemerintah.
Pada titik ini, situasi yang dihadapi oleh HMI Cabang Kendari
adalah sebagian besar energi HMI terkuras habis oleh gangguan
eksternal. Hal itu diperburuk oleh para alumni yang tidak memiliki
pandangan sama terhadap rute perjuangan HMI. Hal itu tentu saja
membawa implikasi mandeknya pengaderan di HMI dan gerakan
intelektualisme yang terabaikan karena tertelan oleh peristiwa-
peristiwa politik. Garapan pengaderan dan gerakan intelektualitas di
panggung HMI Cabang Kendari, meski diselenggarakan tetapi
insidental dan tidak intens. Apalagi ditambah oleh jadwal
perkuliahan di kampus yang padat, tugas-tugas yang diberikan oleh
dosen memberatkan sehingga menghalangi mahasiswa untuk aktif
di HMI.
Posisi aktivis di organisasi internal kampus saat itu seperti
badan perwakilan mahasiswa (BPM) dan Senat Mahasiswa (SEMA)
dan Unit Kegiatan mahasiswa (UKM) masih banyak diduduki oleh
aktivis non HMI. Soalnya masih jarang aktivis HMI yang mempunyai
prestasi cemerlang di bidang akademis. Beberapa anggota saat itu,
seperti Adnan Hakim (Fekon), Aminuddin (Fisip) masih kalah pamor
dengan nama Herianto Memori dari aktivis resimen kemahasiswaan.
Perlu diingat bahwa sejak pemberlakuan NKK/BKK sekaligus
pemberlakuan SKS yang membatasi lama studi hanya 7 tahun,
mahasiswa dipacu untuk segera menyelesaikan kuliah dengan
Indeks Prestasi yang baik. Tentu saja banyak mahasiswa berpikiran
pragmatis, bagaimana caranya bisa cepat lulus dengan IP baik.
Ketidakmampuan HMI untuk merespons situasi di atas
membawa keresahan tersendiri. Ada kesan bahwa peran HMI telah
digeser oleh organisasi lain. Pada sisi lain, di internal HMI juga belum
maksimal untuk pembinaan anggota. Struktur organisasi juga belum
menunjukkan fungsi dan kerapian. Akibatnya, pengurus belum
menunjukan aktivisme yang cukup tinggi.
35