Page 81 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 81
Inilah yang menjad landasan, bahan, bagaimana perkaderan
di HMI di Cabang Kendari terus dilaksanakan. Berbagai jenis
perkaderan berjalan dalam bentuk formal, non-formal, dan informal.
Perkaderan formal dilaksanakan secara berjenjang dalam bentuk
bastra, intermediate training, dan advance training. Ada juga
perkaderan non-formal dilaksanakan dalam bentuk pelatihan untuk
cabang-cabang keahlian/keterampilan tertentu. Perkaderan
informal adalah bentuk perkaderan yang tidak terencana atau
terstruktur tetapi terlaksana sebagai bagian tidak terpisahkan dalam
setiap denyut aktivitas seperti kepengurusan, kepanitiaan, diskusi,
bahkan dalam interaksi sehari-hari kader HMI terkandung proses
perkaderan di dalamnya.
Pada periode ini, konsolidasi ke pengurus menjadi perhatian.
HMI Cabang Kendari memiliki komisariat pada semua fakultas di
Unhalu saat itu yakni FKIP, Ekonomi, FISIP, dan Pertanian, ditambah
dengan komisariat IAIN dan komisariat Universitas Sulawesi
Tenggara (Unsultra). Pembinaan pengurus HMI komisariat
merupakan aspek yang sangat penting dalam menjaga
kesinambungan dan keberlanjutan organisasi (Sitompul,2008).
Komisariat sebagai bagian terkecil dalam struktur HMI memiliki
peran vital dalam perkembangan kader-kader HMI. Pembinaan
pengurus di tingkat komisariat tidak hanya berfokus pada
pengembangan kepemimpinan, tetapi juga pada pembentukan
karakter, pemahaman ideologi, serta keterampilan yang dibutuhkan
untuk menjalankan tujuan HMI.
Pada periode ini, tepatnya Januari 1992, dilaksanakan
Musyawarah Nasional Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI) di
Kota Kendari bertempat di Aula BKKBN Provinsi Sultra. Pada Munas
tersebut, kader HMI Cabang Kendari atas nama Sofyan Sulaiman
terpilih sebagai Ketua Umum. Ini menjadi tonggak awal kiprah kader
HMI cabang Kendari dilevel PB HMI.
62