Page 101 - Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat ( PDFDrive )
P. 101
86
cencang, sehingga menjadi lempengan bambu yang bisa digelarkan.
Alat untuk membelah dan mencencang bambu itu adalah "golok".
Untuk menghilangkan urat-urat di bagian pinggir lempengan itu
dipergunakan "peso s e rut" yang lebih kecil daripada golok.
Lempengan-lem pengan itu terus d icacag ( d idendeng) dan d i iris-iris
sehingga menjadi lembek (melentur) dapat digulung dan digelarkan
menjadi palupuh yang siap dipasang.
4.2.2.2 Tihang
Bagian ini terbuat dari kayu atau bambu. Jenis kayu yang
digunakan ialah kayu jati, jeungjing, suren. Adapun bambu yang
digunakan ialah bambu jenis : awibitung, dan awilengka (hidung).
Bambu-bambu dapat menggantikan tugas kayu, apabila kayu tidak ada.
Pada bagian-bagian seperti tihang tepas (emper), banyak rumah yang
mempergunakan bambu sebagai bahannya.
Alat-alat yang diperlukan untuk membuat tihang rumah dari kayu
ialah : "ragaj i" ( gergaj i) untuk memotong, Sugu. ( "ketam ") untuk
meratakan dan menghaluskan permukaan kayu, ("pahat") untuk
memotong urat tatal kayu. ketam terdiri atas : rumah ketam. lidah
ketam (bagian tajamnya untuk mematahkan sayatan kayu) dan "baji"
untuk menguatkan pahat pada rumahnya.
Alat-alat bantu lainnya ialah bangku kuda-kuda. palu. kakatua dan
kumparan sipat. Bangku kuda-kuda dipergunakan untuk dudukan kayu
batang yang "disugu" (diketam). Kumpran sipat (sipatan)
dipergunakan untuk membuat garis-garis lurus pada batang kayu yang
akan dibelah.
Membuat tiang kayu dilakukan dengan memotong sebatang kayu
untuk mendapatkan balok kayu em pat persegi. Alat yang dipergunakan
untuk membelah kayu ini adalah "ragaji" (gergaji). Setelah dibelah
dan diperoleh balok kayu itu, selanjutnya dipotong menurut ukuran
tiang rumah yang telah ditentukan. Pada waktu ngarancak (membuat
kerangka rumah). Seterusnya keempat sisi balok kayu itu diketam
dengan alat "sugu" (ketam). Pekerjaan ini dilakukan dengan alat bantu
berupa bangku kuda-kuda.