Page 103 - Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat ( PDFDrive )
P. 103
88
masing-masing belahan kemudian dibelah lagi menjadi belahan
belahan yang lebih kecil. Kemudian. bambu ini dibersihkan dari mata
bambunya. dibuang hatinya sehingga tinggal kulit dan beberapa lapis
dagingnya. Bilah-bilah itu dibelah lagi dengan golok sehingga menjadi
lebih tipis kemudian dibersihkan dari serabut-serabutnya dengan peso
serut sehingga Iebar bilah bambu itu sekira 1--2 Cm. Pekerjaan
menipiskan bilah-bilah ini disebut "ngahua". Pekerjaan menganyam
dilakukan dengan memasukkan secara bergantian 2 atau 3 bilah bambu
tipis. termasuk juga kulitnya. Dua kali melintang dan dua kali
membujur. sampai memperoleh jalinan yang bergaris-garis diagonal.
Loncatan-loncatan bilah bambu pada waktu menganyam, ternyata
membedakan nama-nama dari masing-masing anyaman. Ada anyaman
"kepang sasag" (sarigsig) dan gedeg. Berbeda dengan anyaman
kepang, anyaman sarigsig dibuat dengan bilah-bilah bambu yang agak
tebal, dimasukkan bilah-bilah itu ke dalam antara rusuk-rusuknya
secara bergantian atas dan bawah. Pada anyaman sarigsig, bilah-bilah
bambu tidak ditipiskan, cukup dibuang mata bambu dan dibersihkan
serut-serut nya d ibuat dari bi lah-bilah kec i I dan bulat.
Setelah bambu-bambu dianyam menjadi jalinan (anyaman). bilik
bilik itu dipola sesuai dengan ukuran antara tiang dengan tiang, antara
pemikul dan pengheret atau antara pintu yakni tiang-tiang jejeneng
panto dan tiang rumah pada waktu pekerjaan "ngarancak" yakni
membuat rancak atau kerangka rumah yang akan didirikan. Pekerjaan
meluruskan bagian pinggir dari bilik itu dilakukan dengan membuat
garis-garis lurus pada bagian tepi yang akan dipotong dengan
mempergunakan "kumparan sipat" atau sipatan. Kumparan sipat ialah
alat dengan kumparan tali yang diberi warna hitam di bilik itu,
dilakukan dengan golok dibantu dengan palu kayu untuk memukulnya.
dilandasi dengan "ganjel" (dasar) dari kayu juga.
4.2.2.4 Pintu
Pintu adalah bagian rumah yang terbuat dari kayu atau bambu.
Pintu dar� kayu disebut "panto", pintu dari hambu disehut "sorolok".
Pada umumnya, pintu terbuat dari kayu, terutama bagi mereka yang