Page 106 - Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat ( PDFDrive )
P. 106
91
alam ini masih ditemukan sampai sekarang pada bangunan-bangunan
keci I seperti "saung"( dangau) yang d ibangun d i "huma "( ladang),
wanmg dan bale lebu.
Satu bidang atap terbuat dari anyaman alang-alang (we lit) disebut
"rangken". Cara pembuatannya dengan mengambil daun-daun alang
alang yang setengah kering. kemudian dirapikan dan dijepit dengan
bilah-bilah bambu, selanjutnya diikat dengan tali bambu atau awi tali
yang d isebut tutus (tali). Dalam satu bid an g. bi lah-bi lah d ipasang tiga
atau empat baris. masing-masing baris satu pasang dengan dua bilah
di atas dan di bawah susunan alang-alang. Apabila suatu waktu alang
alang perlu diganti, rangken-rangken dapat dibuka dengan melepaskan
tali-tali yang mengikat bilah-bilah bambu dan alang-alangnya.
4.3 Tahap-tahap Mendirikan Bangunan
4.3.1 Rumah Tempat Tinggal
Tahap pertama : menyiapkan tanah yang akan dijadikan tempat
untuk mendirikan bangunan. Tanah itu harus diratakan dengan
mempergunakan alat "pacul" (cangkul). Tanah yang baik adalah tanah
yang letaknya agak miring secara teratur. sehingga air hujan yang
turun dapat mengalir ke satu arah. Di Bugel. tanah yang dianggap baik
untuk dijadikan tempat mendirikan rumah ialah tanah yang miringnya
ke Utara atau ke Timur.
Tahap kedua : mengumpulkan bahan-bahan untuk membangun
rumah. Tahap ini disebut dengan istilah:"kukumpul" (mengumpulkan).
Bahan-bahan yang dikumpulkan ialah kayu-kayu yang baik. bambu,
alang-alang, ijuk, genteng. Bahan-bahan alami yang dipersediakannya
cukup banyak di daerah tempat bangunan akan didirikan atau bahan
bahan lain yang mudah didapat dan tidak memerlukan perawatan,
biasanya dipersiapkan agak kemudian. menjelang mulai mendirikan
Tahap ketiga : setelah tanah yang akan dijadikan tempat
mendirikan rumah diratakan. tukang Bas mulai menghitung beberapa
jumlah tatapakan yang d iperlukan. Peker:jaan in i disebut dengan isti lah