Page 107 - Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat ( PDFDrive )
P. 107

92


                                 "ngaranjingkeun"  (merakit).  Jumlah  tatapah.an  _vang.  diperlukan  tentu
                                 harus  scsuai  dengan  jumlah  "tihang"  (liang)  rumah  yang  akan
                                 diclirikan.  Biasanya rumah tradisional mcmpergunakan "tihang-tihang"
                                 clari  jumlah  8  buah,  12  buah  dan  Sl.!terusll) a.  Makin  besar  ukurnn
                                 rumah  yang  akan  dibangun,  makin  ban yak  "tihang"  ) ang  cliperlukan.
                                     Tahap keempat:  tatapakan yang suclah disiapkan itu dipasang pada
                                 tempat  yang  sudah  ditentukan  berdasarkan  perencanaan  yang
                                 dilakukan  oleh  tukang  Bas.  Pekerjaan untuk  menentukan kedudukan
                                 masing-masing tatapakan.  disebut  "ngavvindu".  (membentuk delapan.
                                 Pekerjaan ini mernerlukan kecerrnatan yang hanya dimiliki oteh tukang
                                 Bas.  Ternpat  kedudukan  tatapakan  yang  satu  hanrs  "nyiku"
                                 (rnernbentuk sudut-sudut tegak lurus).  Caranya ialah dengan mengukur
                                 sudut-sudut yang bersilangan secara diagonal dengan mernpergunakan
                                alat  pengukur  dari  barnbu  bilah  panjang.  Dengan  menentukan  titik­
                                titik  ter1entu  pada  bambu.  alat  ukur  itu  dapat  ditentukan  panjangnya.
                                 Ukuran  lain  yang  dipergunakan  untak  rnenentukan  denah  rumah
                                tersebut,  ialah  ukuran"deupa"  (depa).  Satu  depa  ialah  satu  rentangan
                                 I u rus-lurus  dari  ked ua  tangan  orang  dewasa.  Ke I ima  depa  yang
                                djadikan  patokan  ialah  :  "Sri,Suka".  "Sugih".  "Dano"  dan  "Ria".
                                 Kelima  ukuran  tersebut  rnenentukan  besar  kecilnya  rumah  yang  akan
                                didirikan.  karena masing-masing nama dari kelirna ukuran itu rnerniliki
                                arti  dan  nilainya  sendiri.  Untuk  jelasnya  cara  pengukuran  bangunan
                                rumah  yang  akan  didirikan  adalah  demikian.  Orang  yang  rnengukur
                                berjalan  mengelilingi  tanah  sambil  mengukur  (di  deupaan),  sampai
                                memperoleh  ukuran  yang  dianggap  baik.  Apabila  jatuh  pada  depa
                                kesatu  disebut  Sri.  depa  kedua  disebut  "Suka".  depa  ketiga  disebut
                                "Sugih".  depa  ke  empat  disebut  "Dano"  depa  kelima  disebut  "Ria"
                                depa  keenam  disebut  Sri  demikian  selanjutnya.  Untuk  bangunan
                                rum a h. ukuran yang  d ianggap baik  ialah ukuran yang jatuh pad a depa
                                ketig;:t,  yaitu  :  "Sugih"  yang  artinya  =  kaya.
                                    Tahap  kelima:  peke�jaan  selanjutnya  yang harus  dikerjakan ialah
                                mempersiapkan bagian-bagian  nrmah yang akan dibangun itu.  Bagian­
                                bagian yang hanrs dibuat ialah bagian-bagian penting dahulu kermrdian
                                bagian-bagian lainnya.  Bagian-bagian penting tersebut yaitu: "tihang."
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112