Page 104 - Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat ( PDFDrive )
P. 104

89


                           tergolong  punya.  Pintu  dari  bambu  sudah  amat  jarang  ditemukan.
                           Kalaupun ada. pintu jenis ini dipasang dibagian belakang seperti dapur.
                               Jenis kayu yang dipergunakan untuk  membuat pintu ialah  :  Kayu
                           jati, "jengjen", dan "suren".  Sedangkan bambu yang sering digunakan
                           ialah  bambu  bitung_  dan  bambu  tali  atau  "awi  tali"  untuk  biliknya  :
                               Pintu  yang  dari  kayu  biasanya terdiri  atas  :  kerangka  pintu  yang
                           disebut  "jejeneng  panto",  daun  pintu  yang  disebut  "tangkeban",
                           "bangbarung".  yakni  papan  kayu  di  bagian  bawah  ambang  pintu
                           berguna untuk menjaga daun pintu tidak langsung bergerak ke  dalam
                           dan  ke  luar,  "engsel"  yang  disebut  "simeut  meuting".
                               Dalam rangkaian  pekerjaan  membangun  rumah  "jejeneng panto"
                           dipasang pada  tahap  pemasangan "rancak".  yakni  bagian  rumah yang
                           terdiri  dari  tiang,  batang pananggeuy dan  pangkeret.
                               Adapun  cara  membuat masing-masing  bagian  dari  pintu  tersebut
                           adalah  sebagai  berikut  :
                               Kerangka pintu yang berbentuk empat persegi panjang terdiri atas
                           "tiang-tiang  jejeneng  panto"  dipasang  tegak.  dua  batang  kayu  yang
                           merupakan  bibir pintu, masing-masing terpasang di atas dan di bawah
                           ambang  ambang  pintu,  masing-masing  terpasang  di  atas dan  dibawah
                           ambang  pintu.  Kayu-kayu  itu  dibuat dalam  bentuk  batang  segi  empat
                           dengan terlebih dahulu membelah bagian-bagian tertentu dari sebatang
                           kayu  utuh.  selanjutnya  dipotong  dengan  ragaji.  Satang  kayu  yang
                           sudah  dipotong  kemudian  diratakan  dan  diperhalus  permukaanya
                           dengan jalan  ditatah  (disugu).  seperti  halnya  membuat  tiang  rumah.
                           rumah.

                               Pada  titik-titik,  tertentu  kedua  batang  kayu  yang  akan  dijadikan
                           kerangka  pintu  itu  diberi  berlubang  secukupnya  untuk  mematikan
                           pupurus  dari  batang  kayu  di  atas  dan di  bawah  ambang  pintu.  Untuk
                           memperkuat gigitan pupurus pada lubangnya.  kedua batang kayu yang
                           bertemu  itu  diberi  lubang  "paseuk"  di  tengah-tengahnya  dengan  alat
                          yang  disebut  "bor".   Ke  dalam  lubang  kecil  ini  dipakukan  paseuk
                           (batang_  kecil  kayu  sebagai  pengunci).
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109