Page 142 - Pola Sugesti Erickson
P. 142
Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi
induction. Meski bagi sejumlah orang kecepatan menginduksi trance sering dijadikan
tolok ukur kepiawaian seorang hipnotis, bagi Erickson tidaklah demikian.
Tak ada urusannya antara kecepatan menidurkan subjek dan kepiawaian seorang
hipnotis. Dan hipnosis tentunya memang harus dibedakan dari perlombaan lari sprint.
Menganggap kecepatan induksi trance sebagai bukti kepiawaian adalah sesat pikir yang
mengekalkan pandangan bahwa hipnotislah, dan bukan subjek, yang memegang peranan
dalam mewujudkan kondisi hipnotik. Individualitas subjek diabaikan di sini. Lalu
terjadilah pukul rata bahwa waktu dua sampai lima menit sudah cukup untuk menidurkan
subjek.
Kesalahkaprahan semacam itu kemudian diikuti dengan kekeliruan lain oleh si
hipnotis yang mengharapkan subjek bisa sepenuhnya berubah, baik secara psikologis
maupun fisiologis, dan melakukan pekerjaan-pekerjaan rumit yang mustahil dilakukan
dalam keadaan non-hipnotik. Tentang kecenderungan semacam ini, saya pernah
menyaksikan seseorang yang ingin berhenti merokok disugesti bahwa asap rokok itu
pahit dan akan membuat perutnya mual, dan ia akan muntah-muntah jika berani coba-
coba mengisap rokok. Seketika itu juga, setelah si subjek dibangunkan, ia memang
muntah-muntah saat diminta merokok. Persoalannya, seberapa berhasil prosedur
semacam itu bisa membebaskan orang dari kecanduan terhadap rokok?
Saya kira sugesti yang disampaikan oleh hipnotis di atas adalah sebuah “penipuan”.
Setiap perokok, anda tahu, selalu menyadari bahwa ia sedang mengisap racun nikotin,
dan mereka tetap melakukannya dengan senang hati sekalipun menyadari hal itu. Lebih
dari itu, bertentangan dengan sugesti yang disampaikan, asap rokok tidaklah pahit bagi
seorang pecandu rokok. Jadi, dalam hal ini apa yang dilakukan oleh hipnotis yang saya
saksikan itu sama belaka dengan pertunjukan panggung yang mensugesti orang untuk
mabuk oleh air putih. Saat itu juga subjek memang sempoyongan meminum air putih,
tetapi keadaannya akan kembali seperti semula pada saat pertunjukan berakhir. Jika
sugesti “mabuk oleh air putih” itu berefek permanen, atau hipnotis bisa membuat sugesti
itu berefek permanen sehingga subjek akan terus-menerus mabuk oleh air putih, maka ia
142