Page 147 - Pola Sugesti Erickson
P. 147

Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi




                   Fleksibilitas dalam Induksi

                   Dengan dedikasinya yang luar biasa pada hipnosis dan apresiasinya terhadap

                   individualitas subjek, sesungguhnya Milton Erickson menggunakan cara apa saja yang

                   nyaman bagi subjek yang dihadapinya. Di sinilah ia menunjukkan fleksibilitasnya yang
                   berakar dari pemahamannya terhadap aspek-aspek perilaku manusia. Ia memanfaatkan

                   perilaku subjek itu sendiri untuk membawa mereka trance dalam cara yang mereka

                   kehendaki. Ketika ia menghadapi pasien yang gelisah dan tak bisa duduk tenang dan
                   selalu berjalan mondar-mandir di ruangannya, Erickson menanyakan kepada orang itu,

                   “Apakah kau lebih suka memasuki trance dengan cara berjalan mondar-mandir?”
                       Lihatlah, ia tidak terjebak pada kekakuan ritual induksi dan mengharuskan pasiennya

                   duduk di kursi dengan sikap tertentu dan kemudian menjalankan tekniknya untuk
                   membuat orang itu tidur, tidak peduli bahwa orang itu sesungguhnya sangat tidak

                   nyaman duduk di kursi dan ingin berjalan mondar-mandir. Dalam sebuah eksperimen

                   yang lain, Milton Erickson bahkan juga mengizinkan subjeknya, seorang perempuan
                   muda yang tertarik untuk segera mengalami trance, untuk memilih sendiri kursi dan

                   posisi yang ia merasa akan sangat nyaman. Ketika gadis itu sudah memilih tempat yang
                   nyaman, ia kemudian mengatakan ingin merokok, dan Erickson menyodorkan kepadanya

                   sebatang rokok. Tentang hal ini Erickson memaparkan:

                                “...gadis itu menyalakan rokok dengan malas, memandang kosong asap yang
                              mengepul ke atas. Saya mengajaknya membicarakan kesenangan merokok, asap yang
                              bergulung-gulung naik, perasaan tenteram menyelipkan rokok di bibir, kepuasan
                              batin saat asyik masyuk mengisap rokok dengan nyaman dan tanpa keperluan untuk
                              memberi perhatian pada apa yang ada di luar dirinya. Singkatnya, percakapan ringan
                              berlangsung tentang mengisap dan menghembuskan, kedua kosakata ini disesuaikan
                              dengan tarikan dan hembusan nafasnya. Pembicaraan lain adalah tentang bagaimana
                              ia bisa secara otomatis mengangkat rokok dan menyelipkan ke bibir dan kemudian
                              menurunkan tangannya ke lengan kursi. Pernyataan ini ditepatkan dengan apa yang
                              sedang ia lakukan. Segera kata-kata “mengisap”, “menghembuskan”, “mengangkat”
                              dan “menurunkan” memperoleh nilai pengkondisian tanpa ia sadari karena sugesti
                              muncul dalam bentuk percakapan ringan. Dalam cara demikian juga kata-kata
                              “tidur”, “mengantuk”, dan “ambang tidur” disesuaikan dengan apa yang berlangsung
                              pada kelopak matanya.




                                                                                                      147
   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152