Page 174 - Pola Sugesti Erickson
P. 174
Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi
Tanda-Tanda Trance
Kondisi Trance yang lebih dalam
Dalam hipnoterapi ada asumsi bahwa pasien memiliki pikiran sadar dan bawah sadar.
Tentu saja ini bukan satu-satunya model. Sigmund Freud meyakini bahwa ketidaksadaran
adalah timbunan memori seksual yang ditekan. Kini pikiran bawah sadar diyakini sebagai
gudang sumberdaya positif. Dalam hipnoterapi kita menggunakan kedua pandangan itu.
Pikiran bawah sadar berfungsi membentengi kesadaran dari ingatan-ingatan traumatik. Ia
mungkin terus menjaga ingatan untuk melindungi pasien dari penderitaan. Ia juga
menyimpan dan memilah ingatan positif. Dari “gudang” inilah terapis memperoleh
gagasannya untuk melakukan intervensi terapetik. Pikiran bawah sadar juga
mengendalikan proses otonom tubuh dan mekanisme penyembuhan.
Terapis lebih suka bicara pada pikiran bawah sadar (ketimbang pikiran sadar).
Pikiran sadar mengandung keterbatasan yang sering menghalangi proses terapi. Maka,
jika pasien tahu bagaimana menjadi lebih baik secara sadar mereka tidak akan
membutuhkan terapis. Pasien lebih suka mencari pemecahan dengan pikiran sadar
sehingga terapis harus mengajari pasien mengenai fungsi pikiran sadar dan bawah sadar;
meminimalkan yang pertama dan memaksimalkan yang kedua.
Beberapa pasien kesulitan dengan konsep pikiran. Karena pikiran tidak memiliki
bentuk fisik sering sulit bagi mereka untuk menerimanya sebagai realitas. Dalam hal ini
lebih mudah untuk bicara dengan mereka tentang otak. Ada otak kiri dan ada otak kanan.
Masing-masing memiliki fungsi berbeda. Otak kanan adalah otak kreatif, pengkhayal,
dan imajinatif, sementara otak kiri menjalankan fungsi logis dan analitis. Otak kanan
berhubungan dengan bagian kiri tubuh dan dekat dengan pikiran bawah sadar. Otak kiri
berhubungan dengan bagian kanan tubuh dan dekat dengan pikiran sadar.
Pola bahasa hipnotis tak-langsung dirancang untuk menguak pikiran bawah sadar.
Kita sering mengatakan kepada pikiran sadar untuk “menyingkirlah dan lakukan hal lain”
174