Page 172 - Pola Sugesti Erickson
P. 172

Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi




                                “Aku pergi memancing lagi. Ada banyak ikan besar melompat-lompat di perairan
                              itu, tetapi tangkapanku hanyalah ikan kecil mengenaskan yang akan terlepas lagi dari
                              mata kailku dan mengapung mati di air. Tetapi aku harus mendapatkan ikan, maka
                              aku terus memancing dan mendapatkan satu yang tampaknya masih hidup. Maka aku
                              menaruhnya di kantung goni sebab aku tahu setiap orang akan menaruh ikan mereka
                              di kantung goni. Setiap orang melakukan itu, dan kantung goni mereka selalu penuh
                              ikan. Tetapi ikanku hilang di kantung goni, dan kemudian aku melihat kantung
                              goniku sudah benar-benar lapuk dan berlubang, dan dari sana keluar lumpur dan
                              kotoran, dan ikanku meloncat keluar dan jatuh ke lumpur, perutnya kembung, dan
                              mati. Dan aku melihat sekeliling dan aku berada di lapangan rumput yang
                              kuceritakan padamu, dan kantung goni itu berada di bawah semak berduri dan ikanku
                              yang mengenaskan meloncat ke arus air yang sudah pernah kuceritakan kepadamu,
                              dan ia tampak seperti tongkat kayu yang sudah lapuk.”


                       Prosedur mengulang-ulang mimpi ini bisa dimulai dengan mimpi spontan subjek

                   atau mimpi yang sengaja diinduksikan. Prinsipnya, subjek diminta mengulang-ulang
                   sebuah mimpi, atau fantasi (Erickson kurang menganjurkan yang kedua ini), secara

                   konstan. Hanya saja pengulangan ini disampaikan tersamar sehingga terasa mimpi
                   tersebut berbeda-beda, baik tempat kejadian maupun orang-orang yang terlibat di dalam

                   mimpi itu. Sesungguhnya semua mimpi itu bermakna sama. Dalam pengalaman

                   Erickson, teknik ini sangat bermanfaat untuk menginduksi deep trance dan juga dalam
                   studi motivasi, asosiasi gagasan, regresi, analisa simbol, dan pengembangan wawasan. Ia

                   juga terbukti sangat efektif sebagai prosedur terapetik.
                       Kasus mimpi di atas akhirnya menghasilkan berbagai amnesia dan pengekangan

                   pada diri subjek. Juga pengakuan bahwa pada masa pubertas, dalam kemiskinannya, ia
                   harus merawat ibu yang menolaknya sejak ia bayi. Ibunya menderita kanker alat kelamin

                   dan akhirnya meninggal. Pengakuannya yang lain, ia merasa minder karena batang

                   penisnya kurang bisa tumbuh, inferior karena kecenderungan homoseksualnya, dan ia
                   terlindungi dari homoseksualitas hanya karena “tekanan mengerikan dari masyarakat

                   yang memaksanya untuk tetap menjadi heteroseksual.”
                       Prosedur pelatihan berulang-ulang ini efektif karena, sekali lagi, hipnosis adalah

                   proses pembelajaran. Jika anda berminat melakukan eksperimen dengan teknik rehearsal
                   dengan metafora ini, anda bisa menawarkan kepada subjek mimpi-mimpi yang



                                                                                                      172
   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177