Page 205 - Pola Sugesti Erickson
P. 205

Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi




                   mengikuti dengan nyaman “pelajaran” yang ia berikan, apakah pasien itu dalam kondisi

                   trance, atau ia dalam keadaan sadar. Begitulah, dengan melibatkan trance atau tidak, yang
                   terpenting di sini adalah respons pasien terhadap sugesti yang ditawarkan. Untuk hal itu,

                   kita hanya bisa mengatakan bahwa ia licin dan banyak akal. Ia seperti tukang sihir
                   dengan kata-kata sebagai “tongkat saktinya”. Ia mengayunkan “tongkat” kata-katanya

                   dan orang terhanyut, dan ketika mereka sadar, segalanya sudah berubah.


                   Bagaimana Erickson Secara Licin Membuat Pasien Merespons
                   Instruksinya


                       Contoh terbaik bagaimana Erickson membuat subjek merespons rangsangan yang ia
                   berikan adalah pada pengalaman klinisnya dengan Barbara, seorang gadis remaja 14

                   tahun. Dalam menangani gadis ini, ia tidak secara khusus membawa subjeknya ke kondisi
                   trance.

                       Masalah yang dihadapi Barbara adalah ia gagal menyesuaikan diri di sekolah dan

                   kemudian mengembangkan perilaku menarik diri. Hal ini yang membuat ibunya
                   menemui Erickson. Kepada Erickson, si ibu menyampaikan bahwa anak gadisnya merasa

                   kakinya terlalu besar sehingga ia tidak ingin berangkat ke sekolah, ke gereja, atau keluar
                   rumah. Gadis itu tidak mau bicara pada siapa pun. Selama berminggu-minggu Barbara

                   terus seperti itu. Ia mengasingkan diri di dalam rumah, tidak bicara, dan tidak responsif.
                   Setelah mendapatkan cukup informasi dari ibu Barbara, Erickson mengatakan bahwa ia

                   akan membuat Barbara mengikuti apa pun yang ia sarankan. Dan kepada si ibu ia

                   berpesan agar tidak memberi tahu Barbara bahwa ia akan datang.
                       Pada hari kunjungannya, Erickson mengeluarkan stetoskop dan mengatakan kepada

                   ibu Barbara, “Kupikir aku harus memeriksa dadamu lebih dulu. Jadi tolong kau buka blus

                   dan kutangmu, tetapi panggil anakmu kemari untuk menemanimu dan membawakan
                   handuk.”

                       Barbara tidak bisa menolak. Ia harus datang untuk menemani ibunya. Itu hal pertama
                   yang dilakukan oleh Erickson untuk membuat Barbara mengikutinya. Dan semua

                   berjalan begitu saja, sepertinya tanpa niat lain. Namun jelas bahwa pada waktu itu



                                                                                                      205
   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210