Page 200 - Pola Sugesti Erickson
P. 200
Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi
terhadap gagasan-gagasan ini, Erickson tiba-tiba mengalihkan pembicaraan ke arah
“gairah dan gelenyar rasa bahagia dan puncak kegembiraan yang merayap naik turun
di sepanjang tulang belakang, sebagaimana yang dirasakan oleh gadis kecil yang
tanpa diduga-duga mendapatkan boneka baru yang sangat ia inginkan.”
Gagasan kompleks ini ditekankan kepadanya dengan repetisi dan dengan
mengubah secara halus kata-kata kunci “gairah” dan “gelenyar” menjadi frase
“gairah dan merinding dan gelenyar”. Selanjutnya, Erickson menggunakan secara
acak salah satu dari ketiga kata itu dalam sugesti-sugestinya. Karena perempuan itu
secara umum memiliki masa kecil yang menyenangkan, Erickson banyak
menggunakan permainan kata-kata seperti: “gairah yang muncul saat meluncur turun
dari bukit pada musim dingin yang menggairahkan”, “pesona kegembiraan pada
hawa dingin es krim di hari-hari panas”, dan banyak lagi yang menyiratkan
kegembiraan di masa lalunya.
Ini diulangi dalam beberapa sesi, dan selalu menekankan pada kebutuhan bawah
sadarnya untuk mempertahankan gagasan-gagasan tersebut, untuk menyatukan apa
saja yang ia dapatkan dalam terapi, dan menjadikannya bagian utuh dalam dirinya.
Saat menyampaikan itu, Erickson menekankan bahwa semua itu tetap menjadi
rahasia yang bahkan pikiran sadarnya tidak pernah tahu. Pikiran sadarnya hanya
mengetahui secara samar-samar bahwa di dalam dirinya ia memiliki pengetahuan dan
pemahaman tentang nilai, keindahan, dan kebahagiaan personal. Dan ia merasa puas
dengan itu meski tak tahu itu apa.
Dengan cepat perempuan itu menunjukkan perubahan perilaku. Ketegangan,
ketergesa-gesaan, dan seluruh kecemasannya menghilang. Suatu hari ia datang lagi
menemui Erickson dengan langkah sedikit ragu, malu-malu, dan matanya selalu
memandangi lantai. Setelah sekitar 15 menit, dengan suara nyaris kanak-kanak, ia
bertanya, “Boleh aku menyampaikan rahasia padamu, suatu rahasia sangat penting
yang selama ini kusimpan sendiri, rahasia yang hanya milikku sendiri?” Erickson
menjawab, “Kupikir jika kau sudah mempertimbangkannya secara cermat, kau akan
tahu bahwa kau bisa menyampaikan kepada psikiatermu karena ia akan
memahaminya.”
Tujuh menit setelah itu ia berkata pelan, “Aku akan menyampaikan sebaik-baiknya
sehingga kau bisa paham. Ini tentang apa yang kukatakan kepadamu pada saat aku
pertama kali datang, hanya saja semuanya berbeda sekarang.” Kemudian, dalam cara
bicara yang sepenuhnya vulgar, dengan muka memerah, ia menyampaikan
pengakuan yang intinya, “Aku senang menjadi makhluk berpantat beku.”
Dengan pengakuan itu, terapi berakhir. Dan beberapa tahun kemudian, ia berhasil
dalam perkawinan keempatnya, juga lulus kuliah pada tahun pertama perkawinan,
dan menikmati kegembiraan sebagai ibu.
Jadi, apa sesungguhnya masalah perempuan itu?
200

