Page 198 - Pola Sugesti Erickson
P. 198

Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi




                                Istinya memaksanya bercinta pada malam pertama mereka, seperti perempuan
                              yang tak sabar melampiaskan hasrat. Lelaki itu menampakkan sikap dingin. Pada
                              malam pertama itu, suami kedua ini menghabiskan waktu bersama teman lelakinya.
                              Si perempuan menyalahkan dirinya sendiri tanpa mempertimbangkan kecenderungan
                              seksual suaminya. Perkawinan mereka bertahan selama hampir setahun dan si lelaki
                              lebih sering menginap di apartemen ibunya. Mereka berhubungan seks pertama kali
                              setelah empat bulan menikah dan itu pengalaman buruk bagi keduanya. Kali ini
                              perempuan itu tidak responsif terhadap suaminya. Lelaki itu mengatakan bahwa
                              istrinya benar-benar tidak memiliki gairah seks.
                                Dua tahun setelah perceraiannya yang kedua, perempuan itu menikah dengan
                              lelaki yang lima tahun di atasnya, seorang pegawai pemasaran sebuah real estate.
                              Mereka berbulan madu di sebuah hotel mewah. Begitu tiba di hotel siang hari, si
                              lelaki menyampaikan gagasan agar seluruh kekayaan istrinya dibaliknamakan saja
                              atas namanya agar kariernya di bisnis properti bisa “berkembang”.
                                Merasa bahwa suaminya tidak memperlihatkan ketertarikan emosional kepada
                              dirinya, ingatan perempuan itu melayang ke perkawinan pertama yang penuh siksaan.
                              Suaminya, menjadi tidak sabar pada kelambanan istrinya merespons usulannya, dan
                              tiba-tiba ia melihat ekspresi keraguan pada perempuan itu.
                                Dengan perasaan marah, lelaki itu melemparkan istrinya ke ranjang dan
                              menyetubuhinya secara kasar sambil meracau tentang sikap dinginnya. Dalam
                              kemarahannya, lelaki itu menceritakan bagaimana ia menikmati percintaan yang
                              hangat dengan pelacur malam sebelumnya. Kemudian ia keluar dari kamar sambil
                              mengomel “akan mencari seseorang yang tidak menceritakan apa-apa yang
                              diucapkan oleh suami pertamanya.” Perempuan itu segera menceraikan suami
                              ketiganya.
                                Selanjutnya ia tertarik pada seorang lelaki muda. Semua mendukungnya untuk
                              menikahi lelaki ini—penasihat hukumnya, bankirnya, orang tuanya, dan teman-
                              temannya. Ia benar-benar ini menikahi lelaki ini, tetapi juga sangat takut
                              mengecewakan. Maka ia menemui psikiater dengan tujuan “mengoreksi
                              kekurangannya”. Dalam ekspresi malu-malu, ia menceritakan secara gamblang
                              masalahnya. Ia hanya ingin menyingkirkan hawa dingin yang terus-menerus ia
                              rasakan di pantatnya. Hanya itu masalahnya. Hawa dingin ini mulai muncul sejak
                              petang hari ketika suami ketiganya meninggalkan kamar dengan kata-kata kasar pada
                              hari pertama perkawinan mereka. Perceraian cepat dengan lelaki itu tidak
                              menghilangkan hawa dingin tersebut. Ini terus menghantuinya, sementara ia malu
                              berobat ke dokter. Belakangan, ia membaca tentang hipnosis, fenomena hipnotik, dan
                              hipnoterapi. Nama Erickson direkomendasikan kepadanya dan ia segera pergi ke
                              Arizona untuk mendapatkan terapi seketika, saat itu juga, dan spesifik.
                                Bagi Erickson, itu tujuan yang nyaris irasional. Perempuan itu meyakini bahwa
                              jika “hawa dingin” pada pantatnya bisa disingkirkan, semuanya beres. Ia juga



                                                                                                      198
   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203