Page 194 - Pola Sugesti Erickson
P. 194

Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi




                   ketajaman iderawi yang ia kembangkan terus-menerus dalam praktek hipnosisnya. Dalam

                   pengalaman bertahun-tahun, ia menggabungkan ketajaman untuk menangkap bahasa
                   tubuh dengan kemampuan intuitifnya untuk memanfaatkan bahasa tubuh pasiennya. Ia

                   memiliki kecakapan sebagai penutur cerita, kemahirannya bermain-main dengan bahasa,
                   dan dengan semua itu ia selalu berhasil menundukkan simptom apa pun yang datang

                   kepadanya. Dan sebagaimana dituturkan di muka, pada fase terakhirnya ia bahkan
                   mengembangkan lebih jauh kemampuannya untuk melulu membereskan simptom tanpa

                   berurusan dengan riwayat simptom tersebut.

                       Bagi saya yang sangat menarik adalah bagaimana Erickson memanfaatkan bahasa
                   tubuh orang. Pada pasien yang menuturkan masalah dengan tangan yang tak henti-henti

                   bergerak ke atas dan ke bawah, ia “sekadar” memberikan amplas kepada orang itu dan

                   memberinya tugas menghaluskan permukaan dinding. Pada orang yang gelisah mondar-
                   mandir, ia mempersilakan orang itu trance dengan cara mondar-mandir. Pada gadis yang

                   menyembunyikan kakinya karena malu pada kaki besarnya, Erickson menginjak kaki itu
                   seolah-olah tidak sengaja dan mengatakan, “Brengsek, tidak bisakah kau menumbuhkan

                   kakimu menjadi cukup besar sehingga orang setua aku bisa melihatnya?”
                       Erickson sangat jeli dan selalu menemukan solusi yang artistik karena kejeliannya.


                   Pasien anda cenderung samar-samar, kejar untuk mendapatkan
                   informasi lebih detail

                       Ada sejumlah karakteristik umum pada pasien yang menyampaikan masalah mereka.

                   Biasanya mereka cenderung samar-samar dalam berkomunikasi. Mereka melakukan

                   penyederhanaan, generalisasi, dan sering menganggap semua orang sudah tahu
                   masalahnya.

                       “Sejak kecil semua orang mencampakkan saya.”
                       “Saya benar-benar depresi.”

                       “Saya selalu dihantui mimpi buruk setiap malam.”
                       “Setiap saat saya selalu gelisah.”

                       “Anda tahu orang seperti itu tak bisa dipercaya.”




                                                                                                      194
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199