Page 220 - Pola Sugesti Erickson
P. 220
Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi
Seorang ibu, misalnya, mengeluhkan anaknya yang selalu membantah. “Ia betul-
betul keras kepala dan tak bisa diatur!” katanya. “Ia tidak pernah mau menuruti apa kata
orang tua.”
Tanggapan lazim atas keluhan semacam itu mungkin, “Yah, kita memang perlu sabar
menghadapi anak-anak.”
“Tetapi anak-anak lain saya lihat bisa mudah diatur. Anak saya ini memang
keterlaluan.”
“Namanya juga anak-anak, Bu. Setiap anak pasti memiliki tabiatnya sendiri-sendiri.”
“Saya betul-betul tidak habis mengerti dengan anak saya.”
“Yang bisa kita lakukan memang hanya harus bisa sabar.”
Anda tahu, dialog seperti itu tidak akan ada habisnya. Dan si ibu yang mengeluhkan
anaknya tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali semakin meyakini bahwa anaknya
memang betul-betul melelahkan. Tapi perhatikan dialog berikut:
“Ia betul-betul keras kepala dan tak bisa diatur!” kata seorang ibu. “Ia tidak pernah
mau menuruti apa kata orang tua.”
“Bukankah anda lebih tenteram karena itu? Pada waktunya, ketika ia dewasa nanti,
anda bisa melepasnya dengan tenang, sebab ia bukan orang yang mudah jatuh oleh
bujukan orang lain.”
Dengan memberi konteks baru, yakni ketika ia dewasa nanti, apa yang sekarang
membuat si ibu kelelahan, menjadi bernilai positif dan itu membuat si ibu memiliki
perspektif baru terhadap sifat anaknya yang tidak mudah diatur. Apa yang sekarang
tampak sebagai masalah, bergeser menjadi sesuatu yang positif dan karena itu
menenteramkan.
Pembelajaran dalam hipnosis, yang dilakukan ketika subjek dalam keadaan trance,
pada dasarnya adalah reframing. Anda menyodorkan titik pijak baru, cara pandang yang
lebih sehat, perspektif baru dalam menghadapi masalah. Anda mensugesti strategi baru
yang lebih produktif untuk menghadapi realitas, atau yang bisa membebaskan orang dari
siksasan rasa sakit. “Setiap orang memiliki pengalaman yang menyenangkan dan tidak
menyenangkan. Sekarang, yang terpenting adalah bagaimana selalu siap dan bisa
220