Page 56 - Pola Sugesti Erickson
P. 56
Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi
sadar dan itu akan membuatnya memahami salah satu aspek persoalan dirinya dan
menggunakannya untuk menemukan solusi, dalam cara dia sendiri.
2b. Memusatkan Perhatian pada proses Ideodinamik
Pada dasarnya tubuh anda merespons secara otomatis pikiran anda. Ketika anda
membayangkan adegan yang menyakitkan, dada anda bisa nyeri atau sesak; ketika
terlintas dalam pikiran anda peristiwa memalukan yang anda alami, pipi anda mungkin
memerah. Dan ketika anda mengingat peristiwa yang menyenangkan, anda merasakan
kenyamanan.
Memanfaatkan koneksi langsung pikiran dan tubuh ini, Erickson sering memasukkan
gambaran tertentu ke dalam pikiran orang dengan menyisipkan contoh-contoh kasus yang
menarik dalam ceramah-ceramahnya tentang fenomena hipnotik. Misalnya, ia
menceritakan tangan yang mengambang dengan sendirinya (hand-levitation) atau
halusinasi inderawi. Penggambarannya yang begitu hidup bisa merangsang proses
ideomotor (berkaitan dengan gerakan tubuh) dan ideosensory (berkaitan dengan
halusinasi inderawi) di kalangan peserta ceramah tanpa mereka sadari. Dan ketika ia
meminta salah satu maju ke depan untuk dijadikan subjek hipnotik, orang itu benar-benar
dalam keadaan siap mengangkat tangan atau mengalami halusinasi dengan spontan di
tingkat bawah sadar.
Teknik “My-Frend-John” dikembangkan oleh Erickson berdasarkan prinsip ini. John
adalah subjek hipnotik imajiner yang seolah-olah duduk di sebelah subjek sesungguhnya.
Erickson akan mengarahkan sugesti-sugestinya kepada subjek imajiner itu, dan dengan
cara itu ia membawa subjek sesungguhnya memasuki keadaan hipnotik. Atau John
sekadar diceritakan dalam obrolan santai Erickson dengan si subjek. Ini dilakukan,
misalnya, ketika ia menangani pasien yang mengidap rasa sakit pasca-amputasi (phantom
limb). Ia bilang: “John sungguh luar biasa. Dan aku bicara dengannya mengenai
pentingnya memiliki perasaan tenteram dalam kaki kayu, lutut kayu, betis kayu....
Merasakannya hangat. Dingin. Santai.... Anda bisa mengidap kegembiraan pasca-
amputasi.”
56