Page 153 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 153
kekuasaan ekonomi dari orang Cina, dan untuk membentuk koordinasi nasional
bagi ekonomi pasca-kolonial yang berantakan itu. Lambannya pemulihan
64
ekonomi dan perluasan lapangan kerja, telah membawa kearah penurunan
sektor ekonomi disegala bidang. Maka tidak mengherankan bahwa inflasi dari
masa perang dan revolusi terus berlanjut. Biaya hidup meningkat sekitar 100%
selama tahun 1950-1957. Semua sektor kemasyarakatan menderita dan terjadi
peningkatan harga yang tinggi. Para pegawai yang digaji dan para buruh upahan
juga mendapat imbasnya. 65
b) Usaha Membentuk Ekonomi Nasional
Selama periode revolusi kemerdekaan (1945-1949), para pemimpin
politik Indonesia telah mulai mencoba merumuskan konsep tentang ekonomi
nasional dengan jalan menggantikan warisan ekonomi kolonial. Perhatian
66
terhadap perkembangan dan pembangunan ekonomi dicurahkan oleh Dr.
Sumitro Djojohadikusumo, yang berpendapat bahwa pembangunan ekonomi
Indonesia pada hakikatnya adalah ekonomi yang baru. Yang perlu dilakukan
adalah mengubah struktur ekonomi umumnya dari ekonomi kolonial ke
ekonomi nasional. Sumitro mencoba mempraktikkan pemikirannya itu pada
sektor perdagangan. Para pengusaha Indonesia yang pada umunya bermodal
lemah, diberi kesempatan untuk berpartisipasi membangun ekonomi nasional.
Pemerintah hendaknya membantu dan membimbing para pengusaha itu,
baik dalam bentuk bimbingan konkret maupun dengan bantuan pemberian
kredit karena pemerintah menyadari bahwa pengusaha-pengusaha Indonesia
umumnya tidak mempunyai modal yang cukup. Jika usaha ini berhasil, secara
bertahap pengusaha Indonesia akan dapat berkembang maju, dan tujuan
mengubah struktur ekonomi kolonial dibidang perdagangan akan tercapai. 67
c) Kebijakan Ekonomi
Untuk mengatasi masalah ekonomi pada masa demokrasi liberal
dikeluarkan beberapa kebijakan ekonomi yang mempengaruhi kehidupan
ekonomi Indonesia, kebijakan-kebijakan tersebut antara lain:
64 Nasution, Op.Cit. h.262
65 Sair. Op.Cit. h.19
66 Ibid, h.15
67 Poesponegoro dan Notosusanto, Op.Cit, h.332
Sejarah Nasional Indonesia VI 149