Page 154 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 154
1. Sistem Ekonomi Benteng
Tujuan rencana sistem Benteng ini ialah untuk mendorong
“Indonesianisasi” sistem ekonomi, yang berarti mengembangkan
usaha pribumi untuk mengambil alih peran ekonomi yang dipegang
orang Belanda dan orang Cina. Program tersebut diperkenalkan
sebagai bagian dari Program Industrialisasi Mendesak oleh Kabinet
Natsir (September 1950-Maret 1952), tetapi ditindaklanjuti oleh
Iskaq Tjokrohadisurjo, Menteri Urusan Ekonomi dalam Kabinet Ali
Sastroamdjojo I (Agustus 1953-November 1954). Program tersebut
dimaksudkan untuk memberi dukungan yang lebih menguntungkan
bagi importir pribumi dari pada Cina. Tetapi, sistem lisensi yang menjadi
bagian dari program tersebut ternyata menjadi sumber korupsi. 68
2. Nasionalisasi de Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada akhir
tahun 1951. Sebelum dilaksanakan nasionalisasi de Javasche Bank,
terjadi proses pembentukan Bank Negara Indonesia sebagai bank
nasional pertama Indonesia yang dikukuhkan di dalam Peraturan
Pemerintah Pengganti UU No. 2/1946 pada 5 Juli 1946. Kemudian,
dikeluarkan Undang-Undang No. 24/1951 yang berisi tentang
pelaksanaan nasionalisasi de Javasche Bank menjadi Bank Indonesia,
atau dikenal juga dengan sebutan BI. Bank Indonesia berfungsi
sebagai bank sentral dan bank sirkulasi. Undang-Undang tersebut
pun diperkuat dengan UU No.11/1953 dan Lembaran Negara No. 40
yang menyatakan bahwa jabatan Presiden Bank Indonesia menjadi
Gubernur Bank Indonesia. 69
3. Gunting Sjafruddin. Krisis moneter yang dihadapi pemerintah ialah
defisit anggaran hal ini dilakukan untuk mengatasi defisit anggaran dan
mengurangi peredaran uang. Kemudian pada tanggal 20 Maret 1950,
Menteri Keuangan Sjafruddin mengambil tindakan memotong uang
dengan memberlakukan setengahnya untuk mata uang yang bernilai
Rp2.50,00 ke atas. 70
68 Nasution, Op.Cit. h. 263.
69 Sudirman,,Op.Cit.. h. 378
70 Ibid., h.378.
Sejarah Nasional Indonesia VI 150