Page 314 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 314
Gambar 6.8 Masa rakyat yang memberikan dukungan terhadap konsepsi Presiden Soekarno di
muka Istana Merdeka Pada bulan Februari 1957. Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka.
Setelah peristiwa tersebut, presiden menyatakan seluruh wilayah Republik
Indonesia, termasuk semua perairan teritorialnya, dalam keadaan darurat perang.
Keadaan darurat perang tersebut kemudian ditingkatkan menjadi keadaan
bahaya tingkat keadaan perang pada tanggal 17 Desember 1957. Keadaan perang
ini telah memungkinkan angkatan perang lebih leluasa mengambil tindakan-
tindakan tegas dalam mengulangi pemberontakan-pemberontakan daerah
serta pengacauan yang dilakukan oleh gerobolan DI/TII diberbagai tempat, yang
sementara itu juga telah semaki meningkat (Sudharmono, 1986 : 109).
Presiden Soekarno kemudian menunjuk Soewirjo menjadi formatur. Dua
kali Soewirjo berusaha, tetapi gagal membentuk kabinet. Dengan gagalnya
Soewirjo, akhirnya Presiden Soekarno menunjuk dirinya sendiri sebagai formatur.
Formatur Ir. Soekarno membentuk kabinet darurat Ekstra parlementer dengan
Ir. Djuanda sebagai perdana menteri. Kabinet Djuanda ini diberi nama Kabinet
Karya dan didalamnya duduk dua orang anggota angkatan bersenjata. Progam
kabinet karya disebut pancakarya, yaitu:
1) Membentuk dewan nasional
2) Menormalisasi keadaan RI
3) Melanjutkan pembatalan KMB
Sejarah Nasional Indonesia VI 310