Page 310 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 310

di depan sidang pleno Konstituante agar menetapkan saja Undang-undang Dasar
            Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai Undang-undang Dasar Republik
            Indonesia.
                      64
                  Semua fraksi di Konstituante setuju dengan usulan pemerintah itu, kecuali

            Masyumi  dan fraksi-fraksi Islam  lainnya.  Sebagai  tuntutan  minimal,  mereka
            meminta cara dalam pembukaan UUD 1945 itu ditambahkan dengan Piagam
            Jakarta dan  pada  Pasal  29 Ayat 1-nya diberi  amandemen sehingga berbunyi
            seperti yang termaktub dalam Piagam Jakarta. Oleh karena tidak ada kesepakatan

            terhadap kedua usulan yaitu kembali ke UUD 1945 apa adanya seperti ditetapkan
            pada 18 agustus 1945 atau kembali ke UUD 1945 dengan amandemen seperti
            yang diusulkan oleh fraksi-fraksi islam, maka jalan keluarnya dilakukan voting.
                                                                                        65
                  Sesudah memusyawarahkan anjuran sejak tanggal 29 April 1959, akhirnya

            pada tanggal 30 Mei, 1, dan 2 Juni 1959 diselenggarakan pemungutan suara
            di  Konstituante  (Bandung)  untuk  menetapkan  diterima  tidaknya  anjuran  itu.
            Hasilnya sebagai berikut :
                  1.  Pemungutan suara I, tanggal 30 Mei 1959. Hadir 478 anggota; setuju

                      269; tidak setuju 199. Pemungutan suara ini dilakukan secara terbuka.
                  2.  Pemungutan suara II, tanggal 2 Juni 1959. Hadir 469 anggota; setuju
                      264; tidak setuju 204. Pemungutan suara ini dilakukan secara tertutup.
                  3.  Pemungutan suara II, tanggal 2 Juni 1959. Hadir 469 anggota; setuju

                      263; tidak setuju 203. Pemungutan suara ini dilakukan secara terbuka.
                                                                                        66
                  Selain alasan prosedural yang tidak konstitusional, ada sejumlah alasan
            fundamental yang menyebabkan para anggota konstituante dari faksi nasionalis,
            komunis, dan Islam menolak berlakunya kembali UUD 1945 sebagai pengganti

            UUDS 1950. Tidak lain karena adanya kekurangan dan kelemahan yang terdapat di
            dalam UUD 1945 itu sendiri, yakni pertama, memberi porsi kekuasaan terlampau
            besar  kepada  eksekutif,  yang  memungkinakan  terwujudnya  pemerintahan
            diktaktor. Kedua, kurang memberikan perlindungan terhadap HAM dan hak-hak

            warga negara. Ketiga, begitu banyak loop holes yang terdapat dalam rumusan
            pasal-pasal UUD 1945. 67

            64   Pimpinan MPR dan tim kerja sosialisai Mpr periode 2009-20014, empat pilar kehidupaan berbangsa
            dan bernegara, hh.132-133
            65   M. Dzulfikriddin.Op.Cit. hh. 114-115
            66   Kansil. Op.Cit h. 297
            67   Huda. Op.Cit. h. 133

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            306
   305   306   307   308   309   310   311   312   313   314   315