Page 352 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 352

“oleh karena saudara sendiri sekarang yang bertanggung jawab politik
              dan moral tentang pemerintahan, maka perlu saya sampaikan kepada saudara
              pendapat saya tentang politik keuangan yang baru-baru ini dijalankan, yaitu
              mengenai pemotongan nilai uang kertas Rp 500,- dan Rp 1.000,-“.
                    Maka  terkenalah  pemotongan  nilai  itu  terkenalah  orang-orang  tani
              yang menjual padinya, terkena pula mereka yang berternak sapi di Madura,
              di  Bali  dan  lain-lain.  Lebih  terkena  lagi  orang-orang  yang  tidak  memiliki
              penghasilan tetap setiap bulannya seperti pengarang buku dan lain-lain.
                    Tanggung jawab saudara, terutama moral dalam hal ini besar sekali.
              Sebab  itu  cabutlah  muslihat  keuangan  yang  sewenang-wenang  itu,  yang
              tidak mempunyai dasar yang kuat, teoritis tidak, praktispun tidak.”



                  Namun  surat  tersebut  tidak  diindahkan  oleh  Soekarno.  Tetapi  yang
            diuraikan bung Hatta adalah kenyataan dan rakyat kecil menjadi korban utama
            tindakan moneter Soekarno tersebut.   Pada akhir dasawarsa 1950-an berbagai
                                                 57
            permasalahan  di  bidang  ekonomi  dan  politik  makin  berat  sehingga  negara

            terperosok ke dalam keadaan krisis. Didorong oleh Angkatan Darat, Pemerintah,
            di bawah pimpinan Soekarno, ini mulai menjurus ke arah pemerintahan dengan
            kekuasaan yang terpusat dari otoriter yang disebut “Demokrasi Terpimpin”.
                                                                                        58
            Sampai dengan Dekrit Presiden tentang berlakunya kembali UUD 1945, keadaan

            ekonomi dan keuangan Indonesia sangat suram. Pemberontakan PRRI/Permesta
            yang meminta biaya tidak sedikit, selain kemerosotan produksi di segala sektor.
            Tindakan yang diambil pemerintah ialah serangkaian tindakan di bidang ekonomi
            dan keuangan, antara lain ialah:

                  1.  Pada  tanggal  24  Agustus  1959  uang  kertas  yang  bernilai  Rp  500,00
                      didevaluasi menjadi Rp 50,00 dan yang bernilai Rp 1.000,00 menjadi
                      Rp 100,00. Semua simpanan  dalam bank yang bernilai  melebihi Rp
                      25.000,00 dibekukan. Tindakan pemerintah ini tidak bisa menghentikan

                      kemerosotan ekonomi  Indonesia.  Bahkan indeks biaya hidup  pada
                      tahun 1961-1962 mengalami kenaikan 225% dari indeks tahun 1960.
                  2.  Untuk menanggulangi keadaan ekonomi yang semakin parah ini, pada
                      28 Maret 1963 dikeluarkan suatu landasan ekonomi baru, yang dikenal

                      dengan  nama  “Deklarasi  Ekonomi”  (Dekon),  dengan  14  peraturan
                      pokoknya.  Tujuan  Dekon  ini  ialah:  “menciptakan  ekonomi  yang

            57   Lubis. Op.Cit hh. 53 – 57.
            58   Nasution. Op.Cit. h. 317.

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            348
   347   348   349   350   351   352   353   354   355   356   357